Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurus PMII Tolak Dikendalikan oleh NU

Kompas.com - 05/08/2015, 01:18 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


JOMBANG, KOMPAS.com
- Selain melakukan voting pada mekanisme pemilihan Rois A'am, komisi organisasi Muktamar Nahdatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur juga merekomendasikan agar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ditarik menjadi Badan Otonom (Banom) di bawah kendali NU.

Keputusan itu langsung diprotes oleh pengurus PB PMII. Ketua Pengurus Besar PMII, Aminuddin Makruf langsung menggelar jumpa pers soal penolakan tersebut di media center Muktamar NU, Selasa (4/8/2015) malam.

"Keputusan ini sepihak, pimpinan sidang komisi bersikap arogan, dan tidak merespon aspirasi kami," katanya.

Dia mengakui, PMII memiliki keterkaitan secara historis, ideologis, nilai, azas dan tujuan yang sama dengan NU, namun bukan berarti PMII menjadi Banom NU.

"Kami minta hubungan PMII dengan NU bukan jadi banom, melainkan bagaimana NU memasukkan adanya hubungan interdependensi ini di AD/ART," jelasnya.

Atas aksi memasukkan sepihak PMII sebagai banom yang dilakukan komisi organisasi itu, maka PMII berharap kepada seluruh muktamirin yang mayoritas adalah para senior dan alumni PMII, untuk ikut memperjuangkan penolakan tersebut. 

PMII didirikan di Surabaya pada 17 April 1960. Pada tahun 1972 melalui deklarasi Murnajati, Malang, PMII menyatakan sebagai organisasi independen yang tidak ada kaitan secara organisatoris dengan NU. Pada tahun 1991, saat melakukan kongres PMII di Pondok Gede, Jakarta, PMII lantas memutuskan adanya hubungan dengan NU yang bersifat interdependensi hingga hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com