Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berzikir, Entis Selamat Setelah Tertimbun Tanah Selama 15 Menit

Kompas.com - 03/08/2015, 16:41 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Mulut Entis (55) tak berhenti berucap syukur kepada Tuhan. Dia masih tak menyangka nyawanya selamat setelah terkubur di dalam tanah setebal dua meter selama 15 menit.

Pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan tersebut lebih beruntung dari dua rekannya, Rana Supriatna alias Ogin (35) dan Anang Mirza (28), yang menjadi korban tewas dalam musibah tanah longsor saat menggali fondasi sebuah rumah mewah di kompleks Pondok Hijau, Kampung Cicarita, RT 01 RW 18, Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (3/8/2015).

Kepada Kompas.com, Entis menceritakan detik-detik kejadian mengerikan tersebut.

"Sekitar pukul 10.20 WIB, saya sedang bekerja memasang besi fondasi. Saya dengan Mirza dan Rana posisinya berhadapan dengan jarak sekitar 1 meter. Saya sempat berucap kepada Mirza, jangan kerjain di sini, mending kamu ngerjain bagian garasi, tetapi dia enggak mau," kata Entis dengan tatapan kosong.

Dia melanjutkan, saat sedang mencangkul tanah, tiba-tiba tebing tanah setinggi 8 meter menimpa tubuhnya. Dalam benaknya, Entis pesimistis bisa selamat. Upaya terakhir yang dilakukan Entis hanya berdoa, dan berharap keajaiban terjadi.

"Saya sudah berpikir kalau saya meninggal, tidak bakalan selamat, karena napas sudah hampir habis. Selama 15 menit, saya menahan napas dan tak berhenti berzikir dan istigfar dalam hati. Saya minta pertolongan, semoga diberi kesempatan hidup. Saya juga tak mengerti mengapa bisa bertahan selama itu," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Entis mengaku, saat itu dadanya mulai terasa panas dan tubuhnya mulai lemas. Namun, dia tiba-tiba mendengar suara teriakan banyak orang, tepat di atas kepalanya.

"Saya sudah tak kuat menahan napas, untungnya orang yang nolong menggali tepat di bawah kepala saya. Saya orang pertama yang terselamatkan. Kalau telat satu menit saja, saya mungkin sudah tidak ada," tuturnya.

Dengan kondisi setengah sadar, tubuh Entis dikeluarkan dari dalam tanah. Dia bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup. Namun, tangis Entis pecah saat mengetahui kedua rekannya ditemukan dalam keadaan meninggal.

"Saya ingat Mirza, dia itu tetangga saya di kampung, masih ada hubungan saudara. Kami baru bekerja selama seminggu di sini," ujarnya.

Entis sempat punya firasat tanah akan longsor. Pasalnya, dia mengamati kondisi tanah cenderung labil, dan posisi bangunan berada dalam kemiringan yang tak ideal.

"Pas bikin fondasi, saya sempat tanya kepada mandornya, 'Ini tanahnya bakal ambruk enggak.' Katanya, 'Enggak akan karena tanahnya campuran. Kalau tanah hitam, pasti ambruk,'" tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com