Campur tangan kiai sepuh, menurut Yenny, sangat penting untuk meredam emosi kalangan ulama muda.
"Saya khawatir akan ada perpecahan di tubuh NU hanya karena suksesi muktamar. Karena itu, saya berharap para ulama senior turun tangan dalam rangka penyelamatan," ujarnya, Senin pagi.
Yenny juga mengingatkan agar para peserta muktamar kembali ke semangat "Qanun Asasi", sebuah pedoman yang ditulis oleh pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari, yang memuat seruan dalam mengedepankan persatuan dan mencegah saling benci, saling dengki, saling menjerumuskan, dan saling bermusuhan.
"Dalam bermuktamar, perbedaan pendapat itu biasa terjadi asalkan jangan sampai ada upaya menjerumuskan antar-peserta," ujarnya.
Para peserta muktamar masih berbeda pendapat soal tata cara pemilihan rais am antara menggunakan model musyawarah mufakat atau "ahlul halli wal 'aqdi" (ahwa) dengan menggunakan model voting.
Persidangan di ruang utama Muktamar NU di alun-alun Jombang yang membahas masalah ini sempat diskors beberapa kali. Sidang berlangsung panas hingga berakhir pada kericuhan dan dikeluarkannya sejumlah peserta karena dituding sebagai provokator.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.