Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: PKL Nakal Datang dari Luar Bandung

Kompas.com - 03/08/2015, 09:08 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bandung masih menjadi persoalan yang tak kunjung tuntas. Bahkan, hingga kini masalah tersebut kian pelik. Meski aturan diperketat, namun selalu ada celah bagi para pelanggar.

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil tak menampik jika masih ada PKL nakal, yang masih tak taat aturan. Khususnya PKL asal luar daerah.

"Dari semua sampling, 100 persen bukan KTP (warga) Kota Bandung. Jadi saya punya keyakinan, kayaknya mah orang Bandung-nya sudah paham, sudah tertib. Tapi ada dari Ciamis, Garut Tasik dan dari mana-mana," kata Emil -demikian dia biasa disapa, saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Minggu (2/8/2015) kemarin.

Berdasarkan hasil tinjauan di sekitar Jalan Otto Iskandardinata (Tegalega), kawasan Sudirman dan Asia Afrika pada Minggu pagi, Emil menemukan masih banyak PKL asal luar daerah yang masih melanggar aturan seperti berjualan di bahu jalan.

"Tadi kebetulan saya tadi pagi bersepeda, ada beberapa PKL yang tidak ikut program pemerintah. Intinya Kita terus penguatan agar titik-titik yang sudah bersih ini jangan dikotori oleh mereka-mereka yang melakukan kegiatan," kata Emil.

Melihat kondisi tersebut, Emil menegaskan, Pemerintah Daerah tidak boleh kalah dengan para PKL nakal. Menurut dia, oknum PKL kerap memanfaatkan kelengahan petugas.

"Feeling saya, dalam dunia PKL, mereka itu selalu geser-geser, dari titik lain ke titik lain, melihat lokasi yang kosong. Makanya kita tidak boleh kalah dan akan terus berupaya melakukan penertiban," kata dia.

Emil menambahkan, di tahun ini Pemkot Bandung akan kembali menargetkan penertiban PKL di tiga titik lokasi, kawasan tersebut meliputi Purnawarman, Otista, dan Pasar Baru.

"Pasti ada dinamika, tapi relatif jauh lebih bersih di zaman saya. Tahun ini kita upayakan penertiban ditiga titik, total delapan titik. Untuk PKL Cicadas kita terus upayakan sambil menunggu tempat relokasi karena masih belum clear," ujar Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com