Kepala Polres Soppeng AKBP Didiet Prasetyo Aji yang dikonfirmasi, Jumat (31/7/2015) mengatakan, tim DVI telah mengotopsi jenazah korban dan sudah olah TKP. Dari hasil olah TKP, polisi menemukan alat-alat bukti berupa lima biji gigi korban dan balok kayu berlumuran darah.
"Dari hasil otopsi tim DVI, sudah sesuai dengan pengakuan pelaku. Dimana terdapat retak ditengkorak kepala, bekas cekikan di leher, tulang iga lepas, luka robek pada kemaluannya dan luka sekujur tubuhnya. Kalau dari hasil olah TKP, polisi menemukan gigi korban yang terlepas dan balok kayu yang digunakan pelaku memukul kepala korban," katanya.
Didiet menjelaskan, korban dibawa oleh pelaku, Misbah (25) ke TKP. Di situ, pelaku memegang-megang kemaluan korban dan coba memperkosanya. Namun perbuatan itu mendapat perlawanan, sehingga pelaku mencekik leher korban.
"Korban sempat mengatakan kepada pelaku bahwa akan memberitahukan perlakuan tak senonoh itu kepada neneknya. Sehingga pelaku mencekik korban sampai tidak sadarkan diri lalu memperkosanya. Saat memperkosa, korban masih bergerak-gerak. Sehingga pelaku mengambil balok kayu dan memukul kepala korban. Setelah itu, pelaku sempat menginjak-injak korban sampai banyak bekas luka di badannya," terangnya.
Sebelumnya telah diberitakan, seorang murid SD berinisial A (10), warga Paowe, Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh sepupuhnya sendiri, Misbah (25). Sebelum ditemukan tewas membusuk, korban dilaporkan hilang. [Baca juga: Murid SD Diperkosa dan Dibunuh oleh Sepupunya Sendiri]
Jenazah korban ditemukan dalam keadaan sudah membusuk dan tertutup daun kelapa kering di Belakang Bangunan Sanggar Tani tepatnya di kebun H Syamsuddin di Paowe, Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Dari hasil visum RSUD Ajapange Soppeng, di tubuh korban terdapat luka robek pada vagina, luka pecah pada batok kepala dan luka gores pada punggung tangan sebelah kanan. [Baca juga: Pemerkosa dan Pembunuh Anak di Soppeng Juga Lakukan Hal Sama di Papua]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.