"Dialah (Dewa Ketut Raka) yang berjasa sebenarnya, kenapa Buser, aparat kepolisian, berani menyisir TKP. Itu awalnya ditemukan Engeline yang sudah terkubur dan ditemukan pada 10 Juni 2015 lalu," kata anggota P2TP2A Kota Denpasar, Siti Sapurah, di Denpasar, Bali, Kamis (30/7/2015).
Siti Sapurah atau akrab dipanggil Ipung, ini juga menyampaikan bahwa saksi Handono, yang sempat tinggal kos di rumah ibu angkat Engeline (tersangka Margriet), pernah diberi tahu oleh Dewa bahwa Margriet pada tanggal 9 Juni 2015, satu hari sebelum jasad Engeline ditemukan, pernah menginjak-injak lubang di belakang rumah dan mengendus-endus sekitar lubang itu.
"Pak Dewa cerita kepada Pak Handoko tanggal 10 Juni 2015 bahwa Margriet pernah menginjak-injak lubang dan mengendus-endus. Informasi itu sampai ke polisi dan akhirnya hari itu juga disisir dan benar ditemukan jenazah Engeline. Tapi, keterangan Pak Dewa di Polresta Denpasar dicabut. Saya tidak tahu alasannya," ujarnya.
Sementara itu, saksi Handoko yang selalu didampingi P2TP2A ini pernah memberikan kesaksian mengenai pernyataan Dewa kepada penyidik Polda Bali yang menangani kasus penelantaran anak. Ia juga dimintai kesaksiannya di Polresta Denpasar dalam kasus pembunuhan Engeline.
Sedianya, Kamis hari ini, Dewa dan Handoko akan dikonfrontasi di Mapolresta Denpasar, tetapi hal itu batal karena Dewa sakit. Agenda konfrontasi akan dilanjutkan pada Selasa, 4 Agustus mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.