Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2015, 15:23 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com
 — Inspektur Dua Fauzi Pratama tak pernah menyangka akan menjadi lulusan terbaik hingga mendapatkan anugerah Adhi Makayasa pada tahun ini. Padahal, sejak sebelum masuk Akademi Kepolisian tahun 2011 lalu, dia sempat ditolak masuk di berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Seusai upacara pelantikan oleh Presiden RI di Lapangan Bhayangkara Kompleks Akpol Semarang, Fauzi bercerita agak panjang soal kisah hidupnya sebelum masuk di korps kepolisian. Setelah perjuangan panjang nan rumit, akhirnya dia diterima untuk menjalani pendidikan di Akpol.

“Saya dulu lulus terbaik di SMA Taruna Nusantara, tapi tidak diterima di kampus. Justru saya dimudahkan oleh Allah masuk di kampus Akpol ini,” kata Fauzi, Kamis (30/7/2015) siang.

Fauzi berujar, semasa di bangku SMA, dia sangat suka pada bidang kedokteran, teknik, dan kimia. Namun, kesukaan pada bidang tersebut tak bisa menjadi kenyataan lantaran dia tidak diterima saat mendaftarkan di kampus terkemuka di Indonesia.

“Saya semua dulu daftar. Di Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Surabaya. Semuanya tidak diterima. Saya juga daftar ke luar negeri, tapi tidak saya teruskan karena tesnya bareng dengan penerimaan di Akpol,” ujar pria berusia 20 tahun ini.

Setelah masuk di Akpol, dia sekali lagi tak pernah menyangka. Dia mengaku tak punya bayangan sedikit pun menjadi seorang polisi. Namun, semenjak awal di akademi, dia baru menyadari bahwa menjadi polisi bisa menjadi sosok pahlawan.

“Mulai dari saat itu, saya mulai belajar dan berlatih keras. Ketika daftar di Akpol ini juga tidak ada kolusi, kolusi, dan nepotisme (KKN),” ungkapnya.

Setelah lulus, Fauzi mengaku sangat gembira. Dia pasrah ditempatkan bertugas di mana pun nanti. Jika disuruh memilih, dia akan mendalami ilmu reserse karena, menurut dia, bagian reserse adalah ruh dari kepolisian.

“Saya ingin nanti mendalami ilmu reserse karena ingin reserse itu benar-benar sejati seorang polisi. Mereka bisa menegakkan hukum dan menangkap penjahat,” ujar warga Desa Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat, itu.

Tadi pagi, Ipda Fauzi dilantik bersama 389 perwira kepolisian oleh Presiden Joko Widodo dan menerima anugerah bergengsi, Adhi Makayasa.

Penerima Adhi Makayasa ini dipilih berdasarkan kemampuan fisik terbaik, kemampuan akademis yang menonjol, dan mental atau kepribadian yang baik selama menjalani pendidikan. Ipda Fauzi bersyukur lantaran mendapat anugerah tersebut setelah menjalani pendidikan selama empat tahun tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com