Dalam berita tersebut diungkapkan bahwa ada lembaga swadaya masyarakat yang meminta agar kebun binatang terburuk di dunia itu segera ditutup. Media tersebut mewawancarai seorang investigator senior dari Kelompok Pencinta Satwa Indonesia (Indonesian Friends of the Animals/IFOTA), Marison Guciano.
Dalam wawancara itu, Marison mengaku terkejut menyaksikan satwa yang berada di kebun binatang itu. Sebab, di kandang-kandang satwa tidak tersedia makanan yang cukup dan air untuk minuman satwa. Sementara kandang satwa penuh dengan sampah.
Kondisi kebun binatang ini sangat memprihatinkan dan dapat dikategorikan sebagai kebun binatang terburuk di dunia.
Digambarkan, seekor buaya terlihat berjuang untuk mendinginkan tubuhnya di tempat berisi air yang sudah tercemar dan sangat dangkal. Kandang-kandang yang ada di dalam kebun binatang ini sangat tidak terawat dan sebagian hanya diikat dengan tali.
Bau busuk tercium di mana-mana. Seekor burung pun terlihat mengalami luka di bagian kepalanya. Tak ada tindakan apa pun dari pengelola kebun binatang untuk mengobati luka di kepala burung itu.
Marison mengatakan, Kebun Binatang Bengkulu harus ditutup sebelum satwa yang tersisa mati. "Kami yakin sudah banyak yang mati karena tidak terurus, Indonesian Friends of the Animals (IFOTA) meminta BKSDA Bengkulu untuk membantu satwa-satwa yang menderita ini sebelum mereka mati karena pembiaran dan kelaparan,” kata Marison.
Sementara itu, petugas jaga Kebun Binatang Taman Remaja, Yansah, menyebutkan tak benar bahwa banyak sampah yang berserakan di lokasi itu. Jika ada sampah berserakan mungkin investigasi itu dilakukan saat hari raya Idul Fitri lalu.
"Saat itu memang banyak pengunjung, sementara petugas jaga terbatas, tapi sekarang sampah sudah tidak ada lagi, Anda bisa lihat," kilah Yansah.
Sementara mengenai kandang buaya yang kekurangan air dan kotor, Yansah mengatakan, hal itu karena kondisi kemarau, sumur kebun binatang pun mengalami kekeringan. "Memang sumur kering, kami dua minggu lalu minta bantuan pemadam kebakaran untuk memberikan air untuk satwa tersebut," kata Yansah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.