Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjaja Ikan Keliling yang Jadi Pengibar Bendera di Istana Negara

Kompas.com - 28/07/2015, 18:29 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Hups! Tumpukan ikan yang terakhir pun masuk ke keranjang rotan yang sudah lusuh dan kini becak berisi ikan-ikan segar ini siap diajak berkeliling kampung untuk dijajakan.

Seragam abu-abu yang tadi menempel di tubuh sudah berganti dengan kaus oblong biasa. Pedal becak pun dikayuh. Jarak dan luas area mengayuh becak untuk menjajakan ikan ini pun tak tanggung-tanggung, yakni empat kecamatan, yaitu Kecamatan Seunagan, Suka Makmur, Seunagan Timur, dan Beutong di Kabupaten Nagan Raya.

Si penjaja ikan berusia muda ini adalah Ricky Satria Pratama (16), pelajar SMAN I Seunagan, Kabupaten Nagan Raya. Remaja yang berpenampilan bersahaja ini memang mengisi waktu luangnya sepulang sekolah untuk menjajakan ikan demi memenuhi kebutuhan sekolah dan pribadinya.

"Penghasilan saya antara Rp 30.000 hingga Rp 60.000. Uang itu untuk jajan sendiri dan juga adik," kata Ricky.

Namun, hampir sebulan belakangan ini sejumlah pelanggan tetapnya tak lagi melihat Ricky datang membawa ikan. Bukan karena sakit atau enggan kembali berjualan ikan, melainkan remaja dengan postur tubuh tinggi 174 cm dan berkulit putih ini sedang merintis cita-citanya, yakni menjadi seorang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Istana Merdeka Jakarta pada peringatan 17 Agustus 2015 mendatang.

"Saya bangga bisa terpilih dan lolos menjadi satu di antara banyak remaja di Indonesia yang terpilih menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Istana Negara nanti. Saya tidak malu walau selama ini saya hanya seorang penjual ikan yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sekolah saya," ujar Ricky saat ditemui di sela-sela latihan Paskibraka di Banda Aceh, Senin (27/7/2015).

Melewati proses seleksi untuk menjadi seorang anggota Paskibraka bukanlah hal yang mudah bagi Ricky. Melewati berbagai jenjang seleksi dan puluhan saingan, akhirnya Ricky pun terpilih menjadi satu dari 80 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.

"Saya tidak menduga berhasil menjadi pasukan di tingkat nasional. Saya senang dan terharu sekali," kata anak pertama dari dua bersaudara ini.

Memiliki ayah seorang personel babinsa di Koramil 0116/Nagan Raya bernama Amilin berpangkat sertu, membuat hari-hari Ricky tak lepas dari aktivitas fisik dan kemandirian mental yang tinggi. Hidup dengan kondisi ekonomi keluarga yang minim membuat Ricky terus memahami arti tanggung jawab dan hidup sederhana.

"Saya tinggal bersama adik dan seorang nenek yang sudah renta, siapa lagi yang bisa bertanggung jawab terhadap mereka kalau bukan saya. Untuk itu, meski sambil bersekolah, saya bekerja sebagai penjual ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Seleksi ketat

Sementara itu, koordinator pelatih Paskibraka Aceh, Alta Zaini, mengaku sebuah kebanggaan bagi Aceh dua orang putra dan putrinya bisa berhasil menapakkan kaki di Istana Negara dan mendapat kehormatan untuk menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.

"Keduanya memang sudah melewati seleksi yang cukup ketat dan berkat usaha yang keras, dua dari empat peserta usulan dari Aceh berhasil lolos," ujar Alta.

Kedua putra-putri asal Aceh yang lolos ke tingkat Paskibraka Nasional tersebut masing-masing Ricky Surya Pratama (16) berasal dari SMAN I Nagan Raya dan Nadila Tasya Aprilia dari SMAN I Kota Langsa.

Lain kisah Ricky, lain pula kisah Tasya. Tasya sendiri mengaku awalnya sempat tak diizinkan oleh sang bunda untuk mengikuti seleksi pasukan pengibar bendera tingkat kabupaten/kota.

"Alasan mama, karena latihannya berat dan kalau pulang ke rumah selalu telat karena latihan sampai sore," ujar Tasya.

Namun, berkat keinginannya yang kuat, remaja yang bercita-cita ingin menjadi taruni Akademi Polisi ini pun berhasil meluluhkan hati sang bunda dan mendapat restu. Restu itu tak main-main rupanya. Dengan restu dan keihklasan sang bunda, Tasya pun berhasil menyisihkan banyak saingannya untuk berhasil mendapatkan posisi sebagai anggota Paskibraka tingkat nasional.

Keberhasilan Ricky dan Tasya yang diraih saat ini bukanlah hadiah yang datang secara tiba-tiba. Peran serta orangtua yang memberi dukungan dan semangat kepada keduanya telah berhasil membawa mereka kepada separuh impian mereka saat ini.

Ricky dan Tasya mengaku akan berlatih keras agar bisa mengharumkan nama Serambi Mekah. Ricky berkeinginan terpilih dalam pasukan 8 dan berkesempatan menjadi pasukan pengerek bendera. Sementara itu, Tasya berkeinginan bisa dipercaya menjadi pasukan pembawa baki bendera pusaka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ricky dan Tasya memang bukan bagian dari sejarah bagaimana darah ditumpahkan untuk mempertahankan helai kain berwarna merah putih itu. Namun, keduanya adalah bagian yang tak mungkin dipisahkan dari upaya mempertahankan merah putih tetap berada dalam sanubari dan semangat juang hidup mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com