“Mau digenangi pakai apa kalau kering? Susah kita jawabnya. Rencana penggenangan memang tanggal 1 Agustus, tapi pakai apa? Air kencing? Kencing rame-rame,” ujar Deddy di Bandung, Selasa (28/7/2015).
Dia menjelaskan, penggenangan Jatigede kemungkinan mundur karena cuaca di Indonesia khususnya Jabar sedang tidak memungkinkan untuk menggenangi Jatigede. Apalagi, sumber air untuk Jatigede yakni Sungai Cimanuk mengalami penurunan debit air.
Untuk itu, Deddy meminta kepada pihak-pihak yang berencana berunjukrasa meminta pembatalan penggenangan Waduk Jatigede untuk mengurungkan niat. Karena bisa dipastikan, tuntutan pembatalan tersebut akan diterima Pemprov Jabar maupun pusat karena alasan cuaca.
“Tenang-tenang sajalah. Enggak usah diminta juga enggak digenangin. Logika saja. Kecuali kalo musim hujan. Tuntutan pasti kita terima. Pasti kita oke. Siap, oke, tidak perlu demo. Kecuali 46 juta (warga Jabar) ke Jatigede, kencing bareng,” imbuhnya.
Saat ini, pihaknya tengah fokus menangani persoalan kekeringan. Dana yang disiapkan masuk dalam anggaran kebencanaan sekitar Rp 50 miliar.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah sesepuh sunda dan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) menyurati Presiden Joko Widodo. Mereka meminta Jokowi membatalkan rencana penggenangan Waduk Jatigede yang dijadwalkan 29 Juli-1 Agustus 2015.
Selain menyurati Presiden, DPKLTS menyiapkan sejumlah aksi budaya. Rencananya aksi dimulai 29 Juli 2015 di Kabuyutan Cipaku dengan menggelar acara ruwatan. Lalu tanggal 30 Juli di Gedung Sate. Tanggal 31 Juli, DPKLTS akan bergerak ke Jakarta melakukan aksi di Istana Merdeka dan Kedutaan Tiongkok. Terakhir 1 Agustus 2015, mereka akan mengadang Presiden Jokowi yang berencana datang ke Jatigede.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.