Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Rumah dan Sebuah Masjid Rusak, Diduga Akibat Reaktivasi Jalur Kereta

Kompas.com - 27/07/2015, 22:16 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 21 rumah warga, satu masjid, satu madrasah, dan jalan kampung di Dusun Mojo, Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, rusak akibat tanahnya retak dan amblas. Warga menduga kerusakan itu merupakan imbas proyek reaktivasi jalur kereta api dari Kedungjati (Grobogan) - Tuntang (Kabupaten Semarang). Warga mendesak agar pemerintah segera merelokasi puluhan rumah warga yang rusak.

Salah seorang warga Desa Wiru, Agus Susanto (40) mengatakan, hingga saat ini masih ada bekas kerusakan berupa retakan tanah hingga pondasi rumah ambles dan tembok yang merekah yang belum diperbaiki. Warga khawatir jika sewaktu-waktu rumah mereka ambruk hingga menyebabkan korban jiwa.

Upaya penambalan yang sudah dilakukan pun, menurut Agus, tidak dapat menjadikan kondisi lebih baik. Warga menghendaki relokasi.

"Kami berharap pemerintah dapat membantu untuk realisasi penanganan di Desa Wiru tersebut," tutur Agus.

Warga menduga kerusakan tersebut terjadi akibat adanya proyek reaktivasi jalur kereta api yang jaraknya hanya puluhan meter dari wilayah yang rusak. Kerusakan rumah warga dan fasilitas umum dan sosial sudah dilaporkan ke BPBD dan pihak terkait seperti satuan kerja pembangunan rel KA pada Januari 2015 lalu.

Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Badrodin As'ad, Senin (27/7/2015) mengatakan, pihaknya sudah mendesak agar instansi terkait segera merealisasikan relokasi rumah warga. Sebab jika dilakukan perbaikan tidak bisa menjamin kekuatanya. Sebab kerusakannya dikhawatirkan bisa lebih parah, terutama jika musim hujan tiba.

“Warga dan Kepala Desa datang mengadukan tentang belum jelasnya realisasi penanganan longsor yang diduga akibat proyek rel kereta api tersebut. Jika tidak segera ditindaklanjuti maka akan membahayakan warga. Kami berharap permasalahan ini segera diselesaikan sebelum musim hujan tiba," kata As'ad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com