Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Jateng Pantau Ketersediaan Beras pada Musim Kemarau

Kompas.com - 27/07/2015, 17:45 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku terus memantau ketersediaan stok pangan, terutama beras untuk kebutuhan hidup masyarakat pada musim kemarau ini. Meski Jateng saat ini diklaim telah surplus beras, musim kemarau di daerah ini tetap masih akan menyumbang ketersediaan pangan.

Menurut Ganjar, pada musim kemarau seperti sekarang ini, yang perlu diperhatikan adalah tanaman padi yang terancam gagal panen atau puso akibat kekurangan pasokan air. Untuk itu, dia ingin pendataan dilakukan secara valid agar suplai padi bisa dilakukan dengan maksimal.

“Kita tetap ingin menambah produksi di saat musim kekeringan seperti ini,” jelas Ganjar di Semarang, Senin (27/7/2015).

Dikatakannya, sejumlah hal perlu dilakukan untuk antisipasi gagal panen. Ia menekankan pentingnya pendataan lahan yang terancam kekurangan air, atau lahan yang hanya membutuhkan sedikit asupan air.

“Nanti yang butuh air bisa ditolong dengan pompa air, nanti diintensifkan dengan data dari dinas pertanian,” tambahnya.

Kendati demikian, dia sadar bahwa penambahan stok beras di musim kemarau ini tidak akan besar. Sebab, sebagian lahan di Jateng banyak yang ditanami palawija serta buah-buahan.

“Kalau padi yang ditanam musim kemarau hasilnya nanti pasti berkurang,” ucapnya.

Pemprov Jateng sendiri telah mengimplementasikan rencana daulat pangan di tahun 2015. Skema daulat pangan direalisasikan dengan sistem integrated farming, pendampingan penyuluhan dan upaya peningkatan produktivitas.

Peningkatan produktivitas hasil panen misalnya direalisasikan dengan memanfaatkan peralatan modern, antara lain transplater (alat penanam padi otomatis), combine harvester (alat pemanen padi), atau alat lainnya.

Ada tiga target yang dicanangkan untuk tiga kategori pokok pangan, yakni padi, jagung dan kedelai. Target selama tahun 2015 untuk gabah kering giling sebanyak 11, 137 juta ton, jagung pipilan kering 3,167 juta ton dan kedelai biji kering 139.000 ton. [Baca juga: Ini yang Dilakukan Ganjar Agar Jawa Tengah Daulat Pangan]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com