Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mudik Unik, Disambut Kabut Asap Setelah Lepas dari Debu Vulkanik

Kompas.com - 14/07/2015, 05:42 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Perjalanan mudik biasanya diwarnai berbagai kisah menarik. Mulai dari mudik menggunakan kendaraan pribadi, hingga angkutan umum. Baik itu transportasi darat, air maupun udara, pasti masing-masing punya kisah dan cerita yang menarik.

"Terlepas dari debu vulkanik di Bali, disambut kabut asap di Pontianak."

Begitu bunyi status kontak Blackberry Mesenger milik Dwi Suprapti, warga Kalimantan Barat. Kompas.com pun tertarik untuk mendengar secara langsung kisah Dwi tersebut dan menyambanginya di Bandara Supadio Pontianak, Senin (13/7/2015).

Dwi mulai mengawali ceritanya sejak ditutupnya Bandara Ngurah Rai, Jumat (10/7) yang lalu karena letusan Gunung Raung. Beberapa rekan kantor yang saat itu hendak berangkat dengan tujuan Jakarta semua penerbangannya ditunda hingga batas waktu yang tak ditentukan. Sebagian rekannya tersebut memutuskan menggunakan bus dari Bali menuju Surabaya dan melanjutkan penerbanagan menuju Jakarta via Juanda.

"Saya memilih untuk tetap bertahan di Bandara Ngurah Rai dan membeli tiket untuk pulang Minggu sore. Tentunya berharap bandara sudah aktif kembali", ujar Dwi, Senin (13/7/2015) sore di terminal kedatangan Bandara Supadio Pontianak.

Ternyata pada hari Minggu bandara masih dinyatakan ditutup hingga pukul 16.00 Wita baru dibuka kembali. Jadwal pesawat yang ditumpangi Dwi tertera pukul 16.05 Wita dengan Garuda GA 439 menuju Jakarta dan connecting ke Pontianak pukul 16.20 WIB dengan GA 510. Seharusnya pukul 19.55 Wib di hari yang sama sudah tiba di Pontianak.

"Sejak pukul 14.00 Wita, saya dan adik saya yang juga akan terbang ke Pontianak dengan Kalstar sudah menunggu di bandara agar bisa check in lebih awal. Namun muncul sms dari Kalstar bahwa penerbangan adik saya dari Bali ke Pontianak di-cancel," kata dia.

Dwi pun dengan sabar menanti penerbangan. Hingga akhirnya pukul 17.00 Wita pihak bandara kembali mengumumkan beberapa penerbangan yang dinyatakan ditunda, termasuk Garuda. Jadwal penerbangan pun berubah tanpa ada kejelasan akan dibatalkan atau tetap dilanjutkan.

"Jadi hanya bisa pasrah menunggu, hingga akhirnya menjelang berbuka puasa diinformasikan bahwa pesawat saya GA 439 akan diterbangkan pukul 21.05. Namun akhirnya sekitar 21.45 baru ada panggilan boarding," ujar Dwi.

Tak hanya sampai di situ, ternyata Dwi bersama penumpang lain harus kembali bersabar dan menunggu di dalam pesawat hingga pukul 22.30 Wita, pesawat lepas landas menuju Jakarta. Setibanya di Jakarta sekitar 23.30 WIB, namun pesawat yang sedianya akan membawa ke Pontianak yaitu GA 510 sudah terbang.

Dwi akhirnya harus menunggu selama 6 jam untuk diterbangkan dengan penerbangan pagi menggunakan pesawat Garuda GA-500 yang jadwal penerbangan pukul 5.20 pagi. Lagi-lagi pesawat dinyatakan ditunda hingga pukul 06.20 WIB.

Penundaan dikarenakan bandara Supadio Pontianak tertutup kabut asap. Penundaan kemudian diperpanjang hingga pukul 07.10 WIB dan akhirnya diperpanjang lagi hingga 08.20 WIB.

"Namun kenyataannya pukul 08.40 baru boarding dan sekitar 9.30 baru lepas landas menuju Pontianak," tutur Dwi.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam 15 menit perjalanan, sekitar pukul 10.45 pesawat sudah berada di atas landasan pacu bandara Supadio. Namun lagi-lagi pesawat tidak bisa mendarat dan bermanuver selama kurang lebih 10 menit di atas udara Pontianak.

Hingga kemudian pesawat terbang naik kembali dan berputar selama hampir 10 menit dan terlihat berupaya untuk mendarat.

"Akhirnya terdengar informasi bahwa pesawat sudah siap untuk mendarat di Supadio. Namun kemudian diinformasikan kembali karena mendapat instruksi dari Supadio untuk mendarat di Batam karena landasan pacu tertutup oleh pesawat militer dan kita menuju Batam dengan waktu tempuh 57 menit," kata Dwi melanjutkan ceritanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com