Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tagih Janji Pembangunan Fasilitas Air Bersih, Warga Sandera 2 Mobil PT Freeport

Kompas.com - 10/07/2015, 00:07 WIB
Kontributor Jayapura, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Puluhan warga Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Papua, menyandera dua mobil milik PT Freeport Indonesia, sejak Rabu (8/7/2015) kemarin. Puluhan warga yang dipimpin Julianus Janampa menagih janji perusahaan tambang emas tersebut untuk membangun fasilitas air bersih bagi warga Kampung Banti.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Kombes Patrige Renwarin mengatakan laporan yang ia terima dari Kapolres Mimika AKBP Yustanto, aksi warga diawali blokade jalan yang menghubungkan Kampung Banti dengan Tembagapura. Dalam aksinya warga juga menyandera dua buah mobil Departemen Social Outreach & Local Development (SLD) PT Freeport Indonesia.

Menurut Patrige, saat bernegosiasi dengan Kepala Distrik Tembagapura Slamet Sutedjo yang datang ke lokasi blokade jalan didampingi patroli Polsek Tembagapura dan anggota Koramil Tembagapura, Julianus Janampa menyampaikan desakan agar perusahaan segera memenuhi tuntutan pembangunan fasilitas air bersih yang sudah mereka ajukan melalui SLD sejak 2007 lalu.

Janampa mengaku, untuk kebutuhan air bersih, mereka hanya bergantung kepada air hujan. Jika tak ada air hujan mereka terpaksa mencari air bersih melalui daerah perbukitan yang berisiko.

“Perwakilan warga menyampaikan sudah menemukan mata air bersih dan meminta dibangunkan instalasi pipa air untuk mengalirkan ke pemukiman mereka. Sambil menunggu pembangunan instalasi pipa air bersih selesai mereka meminta selang untuk mengalirkan air,” jelas Patrige melalui telepon selulernya, Kamis (9/7/2015).

Menanggapi permintaan warga, Slamet Sutedjo berjanji akan menyampaikan permintaan tersebut kepada Manajemen PT Freeport Indonesia. Saat mencoba membujuk warga untuk membuka blokade jalan dan melepas dua kendaraan yang disandera, Slamet mendapat penolakan warga yang mengatakan kendaraan tersebut sebagai jaminan hingga perusahaan mau memberi selang air dan membangun fasilitas air bersih untuk mereka.

“Karena tidak ada titik temu, Kepala Distrik Tembagapura bersama anggota Polsek Tembagapura dan Koramil Tembagapura kemudian meninggalkan lokasi blokade jalan,” jelas Patrige.

Kampung Banti yang terletak di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika adalah satu dari tiga kampung yang terkena dampak langsung keberadaan operasi tambang PT Freeport Indonesia. Sebagai kompensasi terhadap Kampung Waa, Banti dan Tsinga, yang menjadi lokasi relokasi warga asli di Tembagapura, perusahaan emas dunia tersebut memberikan perhatian khusus melalui Departemen Social Outreach & Local Development (SLD) PT Freeport Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com