Mutiara mengembuskan napas terakhirnya di Ruang ICCU RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar, sekitar pukul 11.00 Wita. Korban sempat kritis akibat kedua tangan dan kepalanya dipukul menggunakan balok kayu oleh ayah kandungnya, Khaeruddin alias Rudi (32). Setelah dianiaya, korban dilarikan ke RS Dadi. Karena kondisinya kritis, korban lalu dibawa ke RS Pelamonia. Namun, RS Pelamonia merujuk korban ke RSUP Wahidin Sudirohusodo.
Indri, adik korban, mengatakan, kakaknya dipukul oleh ayahnya karena pergi membeli rujak setelah berbuka puasa sekitar pukul 19.00 Wita.
"Tapi tidak ada rujak, jadi kita pergi beli Pallubasa. Pulang dari situ, langsung mi dipukul," katanya.
Sementara itu, menurut informasi yang beredar di tetangga, korban dianiaya karena kunci rumah dibawa oleh korban. Padahal, korban dilarang keluar dari rumah oleh ayahnya. Sedangkan ibunya, Ani, tidak berada di rumah.
Saat ini, jenazah korban telah disemayamkan di rumah duka. Rencananya, jenazah korban akan dikebumikan di pemakaman umum Dadi seusai shalat ashar.
Sebelumnya telah diberitakan, Mutiara Rumi (12) dianiaya ayah kandungnya, Khaeruddin alias Rudi, di rumahnya, di Jalan Rappocini Raya Lr 1, Gang 1, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Selasa (7/7/2015) sekitar pukul 19.00 Wita. Korban dianiaya karena keluar rumah mencari makanan setelah berbuka puasa. [Baca juga: Ayah Aniaya Anak Kandungnya hingga Kritis]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.