Bangun Gedung Kesenian, Arsitek Kelas Dunia Diundang ke Bandung

“Kang Emil sudah bertemu Zaha Hadad dan Kang Helmi yang kuasai interior kesenian. Tanggapannya bagus dan akan bantu. Tidak semua orang bisa bertemu Zaha Hadad dan berkat bantuan Kang Emil, ia mau bantu,” ujar Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar di Balai Kota Bandung, Selasa (7/7/2015).

Deddy menjelaskan, groundbreaking gedung kesenian tersebut akan berlangsung Maret. Ia menilai, dengan kunjungan 6 juta orang ke Bandung setiap tahun, seharusnya Bandung memiliki tempat yang baik. Apalagi seniman Bandung yang memiliki kreativitas tinggi harus difasilitasi.

Sementara itu, Ridwan Kamil menjelaskan, gedung kesenian ini merupakan proyek provinsi. Beberapa waktu lalu, Pemprov Jabar meminta bantuan dirinya untuk membangun gedung kesenian kelas dunia. Namun dia melihat, di Indonesia belum ada yang membuat concert hall bertaraf internasional. Oleh karena itu, dia menyarankan sahabatnya, Zaha Hadad, untuk merancang.

“Jika dibuat oleh yang tidak berpengalaman, nanti bermasalah,” tuturnya.

Zaha Hadad adalah arsitek wanita terbaik dunia yang pernah menyabet gelar Pritzker Architecture Prize pada 2004. Selain itu, Zaha juga mendapat penghargaan arsitektur Stirling Prize dari kerajaan Inggris pada 2010 dan 2011.

Wanita Inggris keturunan Irak ini dikenal karena kerap membangun gedung dengan menggunakan material yang tidak biasa. Ciri khas arsitekturnya tampak pada bangunannya yang unik dengan banyak titik perspektif sehingga terlihat kacau namun tetap menampilkan keindahan.

Salah satu karyanya adalah Museo Nazionale Delle Arti Del XXI Secolo (MAXXI) pada 2010, dan Gedung Evelyn Grace Academy pada 2011. Selain itu, Zaha juga merancang gedung Museum Eli and Edythe Broad, dan Pusat Seni Kontemporer Rosenthal, Amerika Serikat. Di Abu Dhabi, dia membangun jembatan indah Sheikh Zayed. Sementara itu, di Asia, rancang bangunan yang terkenal adalah Rumah Opera Guangzhou, Tiongkok.