Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Ketua RT dan RW Berkomplot dengan Mafia SKTM

Kompas.com - 07/07/2015, 16:56 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Penyelidikan kasus pembuatan surat keterangan tidak mampu (SKTM) palsu terus dilakukan. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, diketahui ada sejumlah ketua RT dan RW yang terlibat dan bekerja sama dengan mafia SKTM.

"Saya tidak bisa sebutkan di mana (RT dan RW) karena sedang diselidiki," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Selasa (7/7/2015). (Baca: Ridwan Kamil: Ada Mafia SKTM)

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengibaratkan modus para mafia ini sebagai "bursa SKTM". Jadi, orang yang tidak berniat untuk membuat SKTM pun ikut-ikutan. Preman-preman yang menjadi mafia SKTM memasang tarif tertentu kepada keluarga mampu tersebut.

"Saya tidak begitu detail bertanya berapa bayarnya. Yang pasti, mafianya lebih dari satu," tutur Emil lagi. (Baca: Ridwan Kamil Beberkan Lima Kecurangan Penerimaan Siswa Baru di Bandung)

Persoalan SKTM palsu ini, kata Emil, menjadi sumber masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP-SMA Kota Bandung tahun ajaran 2015-2016. Jika tidak ada pemalsuan SKTM yang jumlahnya masif mencapai ribuan, proporsi untuk orang miskin hanya di kisaran 20 persen.

"Kriminalitasi pemalsuan data (SKTM) ini berimbas ke mana-mana. Saat ini, masih terus dilakukan penyelidikan dengan melibatkan kepolisian. Ada sejumlah mafia yang tengah diperiksa," ucap dia. (Baca: Penghasilan Hanya Rp 1,25 Juta, Gunawan Enggan Pakai Surat Miskin)

Sebelumnya diberitakan, puncak karut-marut PPDB Kota Bandung terjadi kemarin, Senin (7/7/2015). Puluhan orangtua melakukan aksi di dua tempat, yakni di Gedung DPRD Kota Bandung dan Balai Kota Bandung, setelah sebelumnya mereka berunjuk rasa di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Bahkan, ada sebagian orangtua yang melaporkan Wali Kota Bandung ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com