Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tomohon "Pasadena" Indonesia

Kompas.com - 07/07/2015, 15:00 WIB
Oleh Jean Rizal Layuck dan Defri Werdiono

Tomohon kini menjelma menjadi kota terkemuka di Sulawesi Utara. Dari kota kecamatan dengan 70 persen penduduknya menjadi petani, Tomohon bergerak maju di bidang pendidikan, ekonomi, perkebunan, pertanian, kesehatan, dan pariwisata. Satu lagi yang membedakan Kota Tomohon dengan kota lain di Tanah Air, yakni bunga. Bunga membuat Tomohon sebagai "Pasadena" Indonesia.

Bunga mengikat kedua kota, Tomohon dan Pasadena, Amerika Serikat, menjadi kota kembar meski kedua kota itu berjarak ribuan kilometer. "Pemerintah Pasadena mengenal Tomohon. Kami diundang setiap turnamen bunga di Pasadena dan kami mengundang mereka setiap turnamen bunga di sini. Kami banyak belajar dari Pasadena," kata Wali Kota Tomohon Jimmy Eman.

Bunga di Tomohon, sebagian besar hidup di kawasan Kakaskasen, sesungguhnya telah dikenal lama oleh masyarakat Sulut. Tanaman bunga diperkenalkan sejak zaman penjajahan Belanda melalui misionaris yang datang menginjil ke Tomohon. Bunga telanjur menjadi kekuatan kota berpenduduk 101.665 jiwa itu. Bunga membuat perekonomian warga Kota Tomohon bermetamorfosa dan berdaya tahan tinggi. Bunga yang biasanya dikonsumsi kalangan tertentu, seperti hotel, perkantoran, dan kalangan elite pada hari raya, berubah dikonsumsi oleh umum. Semua orang membeli bunga.

Terletak di atas ketinggian 400-800 meter di atas permukaan laut serta memiliki luas sekitar 147,21 kilometer persegi, Tomohon cukup sejuk petang hari. Suhu kota 20-25 derajat celsius. Malam hari suhu dingin dapat mencapai 17 derajat celsius sehingga siapa pun yang baru pertama kali ke Tomohon akan merasakan dingin itu. Suhu Tomohon sangat cocok untuk sejumlah tanaman hortikultura.

Petani bunga bernama Ronny Polii mengatakan, perkebunan bunga dilakukan secara berkelompok dan perorangan oleh warga. Modal berkebun bunga tak mahal, tetapi masyarakat dapat untung empat sampai lima kali lipat.

"Modal Rp 4 juta bisa untung hingga Rp 20 juta sekali panen," katanya. Panen bunga terjadi empat sampai lima kali setahun. Keuntungan itu membuat banyak masyarakat beralih usaha. "Saya semula pegawai negeri sipil golongan III, berhenti, lalu menanam bunga," ujarnya.

Ronny mengatakan, petani bunga beruntung saat Pemerintah Kota Tomohon menggelar Festival Bunga tahun 2008. Ketika itu, petani belum sanggup memenuhi permintaan bunga saat festival pertama kali digelar, yang mencapai jutaan tangkai. Namun, Wali Kota Jefferson Rumajar (saat itu) tak hilang akal. Ia pun memasok bunga dari Lembang, Jawa Barat, untuk kepentingan festival. "Syukurlah dalam dua kali festival, kami bisa menjadi tuan rumah yang baik. Seluruhnya bunga produksi petani Tomohon," ujar Jimmy.

Dinas Pertanian Kota Tomohon mencatat lebih dari 200 pedagang bunga yang menjajakan 250 jenis tanaman hias di kota itu. Sekuntum mawar, yang dahulu biasa dipetik gratis dari kaki Gunung Lokon dan Mahawu, kini bernilai

Decky, pedagang bunga, menyebutkan, bunga yang diperdagangkan adalah varian lokal, seperti aster dan gladiol. Ada juga bunga asal luar daerah, di antaranya aglonema yang berasal dari Jawa dan puring yang diimpor dari Thailand. Harga bunga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah.

"Setiap hari selalu ada pembeli. Mereka kebanyakan orang dari Manado. Permintaan paling ramai biasanya terjadi menjelang Natal, periode September hingga Desember," ujarnya.

Tak dimungkiri, bunga produksi warga Tomohon mendongkrak pendapatan per kapita menjadi Rp 15 juta tahun 2013, sekaligus menekan angka pengangguran sekitar 7 persen atau sekitar 6.000 warga. Angka pendapatan per kapita tahun 2013 itu naik tiga kali lipat tahun 2006 sekitar Rp 5 juta.

Bunga memicu pertumbuhan ekonomi Kota Tomohon mencapai 6,93 persen tahun 2014 dan memacu indeks pembangunan manusia ke level 77,4 persen. Tinggi untuk ukuran sebuah kota di pelosok Sulut.


Kota desa

Perkembangan Kota Tomohon terdiri lima kecamatan dan 44 kelurahan cukup pesat. Sejak menjadi daerah otonomi baru 12 tahun lalu melepas diri dari Kabupaten Minahasa, ekonomi Tomohon berkembang dinamis. Sejumlah pusat pertokoan berdiri di sana, lalu lintas di pusat kota dulu lengang kini macet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com