Telur Penyu Dijual Bebas di Pasar Tradisional Mataram

Dalam sidak daging sapi, ayam, serta ikan yang dilakukan petugas menjelang hari lebaran, petugas justru menemukan seorang pedagang yang menjual telur penyu secara bebas.

HR, penjual telur penyu, mengaku terpaksa membeli telur penyu meski mengetahui bahwa telur tersebut dilindungi. Telur-telur ini dia beli dengan harga Rp 2.000 per butir dari seseorang yang datang kepadanya. Telur penyu kemudian dijual kepada pembeli dengan harga Rp 2.500 per butir-Rp 10.000 per tiga butir.

"Saya enggak tau orangnya dari mana, kita langsung dianterin ke sini. Terpaksa kita beli karena mereka bilang enggak ada uang buat beli beras," kata HR.

Selain HR, ada beberapa pedagang ikan lain yang juga menjual telur penyu. Menurut mereka, telur penyu banyak dicari pembeli karena enak dimakan dan dipercaya dapat menambah stamina. "Tahu enggak boleh dijual, tapi kalau mau dilarang seharusnya dikontrol dari pantainya," kata pedagang itu.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Kota Mataram Mutawalli mengaku telah memberikan pengarahan kepada para pedagang untuk berhenti menjual telur penyu karena dilarang untuk diperjualbelikan. Sebab, penyu maupun telur penyu merupakan hewan langka yang dilindungi.

Keberadaan penyu dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya untuk Dieksploitasi, serta Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. "Sekali diperingati, dua kali diperingati, tiga kali enggak bisa ya kita ambil. Enggak boleh itu, karena dilarang. Kita akan ambil barangnya," kata Mutawalli.

Mutawalli mengimbau agar para pedagang menghentikan cara-cara ilegal untuk mencari keuntungan. Termasuk berhenti menjual telur penyu karena penyu merupakan hewan langka dan dilindungi secara hukum.