Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, Polrestabes Surabaya, AKP Imaculata Sherly, mengatakan, FA menawarkan ritual khusus di dalam kamar agar para siswi cepat menyerap ilmunya sehingga lebih cepat bisa dan lancar memainkan musik seperti dirinya.
Selain agar cepat lancar bermain musik, dengan ritual tersebut, FA juga mengaku mengatakan kepada siswinya bahwa dia bisa meramal masa depan, menerawang permasalahan yang dihadapi siswinya serta membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswinya.
Rumah kontrakan milik pelaku di Jalan Siwalankerto Timur II No 29 Surabaya itu kata Sherly, beberapa bulan terakhir kerap dipakainya untuk mengejar siswi-siswinya bermain musik sebagai salah satu ekstrakurikuler sekolah.
"Pelaku beralasan, di rumah yang disewanya tiga tahun terakhir itu, alat musiknya lebih lengkap dan bisa kapan pun menggunakannya," ujar Sherly, Senin (6/7/2015).
Ada dua kamar di kontrakan tersebut yang dilengkapi alat musik seperti drum, gitar, dan piano. Selain dipakai untuk mengejar musik, rumah tersebut juga dipakai untuk kelas sekolah taman kanak-kanak.
FA yang sudah memiliki isteri dan satu anak itu dilaporkan empat wali murid korban pencabulannya. Semula para siswi takut melapor karena diancam oleh pelaku. Aksi cabul guru belakangan diketahui setelah menjadi buah bibir di kalangan siswi SMP setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.