Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Helm, Pria Ini Tewas Disabet Pedang Samurai

Kompas.com - 05/07/2015, 14:40 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com — Tholib (22), warga Lorong Mawar, Jalan Saranani, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), tewas mengenaskan di kamar kosnya karena sabetan pedang samurai.

Pada Minggu (5/7/2015) dini hari, Tholib tewas di tangan dua pemuda, yakni Firmansyah (18) dan Idam Khalik (20), warga kompleks BTN Azatata, Kecamatan Poasia, Kendari.

Insiden itu berawal saat dua tersangka berkunjung ke asrama Mawar tempat kos temannya yang bernama Novi. Melihat banyak orang di sekitar kamar temannya, Idam lantas memanggil Novi keluar untuk berbincang-bincang di belakang kamarnya bersama beberapa rekannya yang lain.

Setelah kedua pemuda tersebut keluar, salah satu teman Tholib yang belum diketahui identitasnya mengajak Idam dan Firman untuk berkenalan. Saat itu, rekan Tholib mengambil helm milik Firman.

"Dia yang ambil helm saya baru dia tuduh kami ambil helmnya. Saya bilang ke dia, 'Helm kami itu, Bos'," kata Firman saat ditemui di sel Polsek Mandonga, Minggu pagi.

Menurut dia, teman Tholib langsung meminta maaf dengan nada membentak. Tak hanya itu, Firman juga dipukul. Kaget dipukul, dia memilih kabur, sementara Idam berusaha melarikan diri, tetapi dihadang. Dia langsung dikeroyok oleh teman-teman Tholib.

Saat tetangga melerai perkelahian tersebut, Idam melarikan diri. Tak terima dengan pengeroyokan itu, Firman mengambil pedang samurai di rumahnya di BTN Azatata. Keduanya kembali ke tempat kos itu untuk mencari orang-orang yang telah mengeroyoknya, dan mendapati Tholib dalam kamarnya.

Firman langsung memecahkan kaca jendela kamar, kemudian masuk ke kamar kos korban.

"Saya sempat tanya, kamu toh yang pukul kami tadi. Dia langsung bilang iya. Di situ Firman dengan saya langsung memukul, menginjak, dan saya langsung membacok lehernya sebanyak dua kali," tutur Idam.

Setelah mereka melakukan aksinya, kedua pemuda tersebut langsung pulang ke rumah masing-masing dan mengaku kepada orangtuanya bahwa mereka telah melakukan pembunuhan.

"Saya pulang, Idam juga pulang ke rumahnya, dan mengakui bahwa kami sudah membunuh seseorang. Orangtua saya langsung menyuruh saya untuk menyerahkan diri ke kantor polisi," ungkap Firman.

Dia mengaku tidak menyesali perbuatannya. Bahkan mereka mengaku, tindakan pidana itu dilakukan dalam keadaan sadar dan tidak mabuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com