Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kata Abang, Naik Hercules Lebih Murah"

Kompas.com - 01/07/2015, 13:33 WIB

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com
 — Warga Pematangsiantar, Oloan Pardamean Sinaga, keluarga dari korban jatuhnya pesawat Hercules, menceritakan ihwal lima anggota keluarganya yang menaiki pesawat militer itu. Abangnya, Pendeta Sahat Sinaga, ikut serta di dalam pesawat tersebut.

"Saya rasa kekurangan uang abang itu, makanya berangkat naik pesawat itu. Soalnya waktu saya tambahi uang untuk ongkos abang itu, abang itu senang," ujarnya ketika berbincang di kediaman orangtuanya di Jalan Pattimura, Rabu (1/7/2015)

Ia mengatakan, abangnya menyampaikan banyak terima kasih kepadanya saat menerima uang.

"Katanya, membantu kalilah bantuanmu ini anggi (adik), sambil memeluk aku," ujarnya sambil meneteskan air mata.

Ia menuturkan, abangnya memesan tiket pesawat dari seorang jemaat GPdI di Natuna yang juga seorang anggota TNI.

dok.Tribunnews Warga Pematangsiantar, Oloan Pardamean Sinaga, keluarga korban jatuhnya pesawat Hercules, menceritakan ikhwal lima keluarganya menaiki pesawat militer itu, seperti ditayangkan oleh Tribunnews.

"Abang itu memesan tiketnya dari jemaatnya di Natuna. Kata abang itu, jemaatnya ini anggota TNI di Natuna bermarga Nababan," ujarnya.

Ia menuturkan, abangnya awalnya memesan tiket untuk sembilan anggota keluarga. Namun, akhirnya ia hanya memesan lima tiket karena empat orang tidak jadi pergi karena dilarang keluarga," ujarnya.

Ketika ditanya berapa harga tiketnya, Oloan mengaku tidak tahu pasti. Namun, ia yakin biaya naik Hercules lebih murah dari harga penerbangan komersial.

"Nggak dikasih tahunya, tapi lebih murahlah kata abang itu," ujarnya.

Beberapa keluarga korban yang dijumpai di RSUP Adam Malik ada yang mengatakan, biaya naik Hercules yang akhirnya jatuh adalah Rp 800.000 per orang.

Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Agus Supriatna saat dikonfirmasi tentang hal ini membantah bahwa Hercules milik TNI AU dikomersialkan.

"Jika ada bukti dikomersialkan, kita akan pecat oknum yang terlibat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com