Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Semangat Para Lansia "Nyantri" di Pesantren Sepuh Payaman

Kompas.com - 01/07/2015, 09:31 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Siang itu, Masjid Agung Kauman, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, begitu sesak oleh jemaah yang ingin beribadah. Seusai mendengarkan tausiah dari seorang ustaz, mereka lantas bergegas mendirikan shalat ashar berjemaah.

Terlihat semangat dan sukacita dari raut wajah mereka meski semua jemaah sudah lanjut usia (lansia). Salah satu jemaah, Mursidi, mengaku bahagia bisa mengikuti semua rangkaian jadwal ibadah di masjid yang didirikan oleh KH Anwari Sirajd bin Abdurrosyid atau Mbah Sirajd Payaman tahun 1937 silam itu.

Setiap Ramadhan tiba, kakek berumur 92 tahun ini mengatakan, dia selalu mengikuti kegiatan Pondok Pesantren Sepuh yang diadakan oleh pengasuh Masjid Agung Kauman Payaman, Kabupaten Magelang.

"Saya ini sudah sepuh (tua), saatnya banyak beribadah mengumpulkan bekal saat dipanggil Allah SWT nanti," ucap Mursidi kepada Kompas.com, Selasa (30/6/2015).

Mursidi menceritakan, setiap hari, dia diantar dan dijemput oleh sang cucu untuk menuju Masjid Agung Payaman. Mursidi tinggal di Dusun Jlodran, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, atau sekitar empat kilometer dari Masjid Agung Payaman.

Selain Mursidi, ada sekitar 400 santri lansia yang turut mengikuti pesanten ini. Tidak sedikit mereka yang harus menginap di masjid lantaran rumahnya jauh. Ada dari pelosok Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Semarang, bahkan Jawa Barat.

Mereka rela hidup sederhana, tidur di lantai masjid dengan beralaskan karpet, termasuk makan makanan yang sederhana pula.

Muhammad Tibyan, Pengasuh Pesantren Sepuh Payaman, menceritakan, kegiatan yang secara khusus diselenggarakan pada Ramadhan ini dimulai sejak tahun 1985.

Sebelumnya, kegiatannya hanya pengajian rutin setiap Senin, tetapi di antara mereka yang lansia ada yang meminta untuk tambahan mengaji selama bulan puasa. Permintaan ini pun didukung oleh pengasuh pesantren yang ingin berdedikasi berbagi ilmu dengan para lansia.

"Orang berdatangan lagi dan menginap di sini sejak hari pertama bulan puasa sampai hari ke-20 puasa. Sebagian besar mereka sudah berusia 60-95 tahun," ujar generasi keenam dari pendiri ponpes itu, KH Muhammad Siradj Romo Agung (1868-1958).

Di tempat itu, mereka melakukan banyak kegiatan ibadah yang diselenggarakan oleh panitia mulai dini hari hingga menjelang tengah malam, seperti menjalankan shalat tahajud, zikir, tadarus Al Quran, menyimak ceramah, dan lain sebagainya.

Mereka juga diajarkan berbagai ilmu keagamaan, mulai dari ilmu fikih (hukum Islam), tasawuf, tafsir Al Quran dan Hadis, dan ketenangan hati. Meski demikian, pihaknya tidak memaksakan mereka untuk mengikuti kegiatan secara penuh.

"Semampunya saja, kalau sudah lelah boleh istirahat, kalau sudah ingin pulang lebih cepat, juga kami silakan," kata Tibyan.

Meski usia tidak muda lagi, para santri terlihat semangat belajar. Mereka seolah berlomba-lomba meraih pahala pada bulan suci ini. Di luar bulan Ramadhan, ada sekitar 60 santri yang menimba ilmu dan menetap di pesantren yang terletak di jalur utama Magelang-Semarang, Jawa Tengah, itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com