Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Oplosan Daging Celeng, Polisi Tetapkan Dua Tersangka

Kompas.com - 28/06/2015, 19:06 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Polisi menetapkan dua tersangka pengedar dan penyampur atau pengoplos daging celeng dan daging sapi di Surabaya. Eko dan Budi mengoplos daging celeng dan daging sapi dengan tujuan untuk meraup keuntungan lebih banyak. (Baca: Daging Celeng Berlabel "Daging Sapi Impor" Beredar di Surabaya)

Keduanya membeli daging celeng dan daging sapi kepada Masrifan yang memiliki gudang penyimpanan daging di Jalan Penjernihan, Surabaya. "Masrifan tidak terlibat karena dia menjual daging celeng dan sapi secara terpisah, dan menjual daging celeng hanya sesuai permintaan pembeli," kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Takdir Mattanete, Minggu (28/6/2015). 

Sementara Eko dan Budi terbukti berperan aktif mengoplos dan mengedarkan daging sapi dan daging celeng dalam satu bungkus yang diberi label "Daging Sapi Impor". "Eko dan Budi dijerat Undang-Undang Pangan dan Perlindungan Konsumen, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara," kata Takdir.

Aksi penjualan daging oplosan celang terdeteksi berdasarkan laporan masyarakat, akan adanya penjual daging sapi yang relatif murah dibanding harga pasaran. Daging oplosan tersebut dijual lebih murah dengan harga Rp 85.000 per kilogram. Sementara daging sapi di pasaran seharga Rp 98.600 per kilogram.

Polisi lalu menelusuri asal daging tersebut. Didapati aktivitas pengoplosan itu berpusat di gudang milik Masrifan di Jalan Penjernihan. Di sebuah dalam lemari pendingin berukuran besar, polisi menemukan sekitar 500 kilogram daging celeng. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com