Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Sudah Lama 'Nunggu' Penumpang, Eh Malah Diambil Go-Jek, Kesal Kan"

Kompas.com - 26/06/2015, 07:00 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Karto (50), salah satu tukang ojek dari pangkalan yang biasa mangkal di seputaran Stasiun Bandung, Jalan Stasiun Barat, Kota Bandung, mengaku kesal dengan Go-Jek yang sudah hadir di Kota Bandung.

Karto kesal karena penumpang yang turun dari Stasiun Bandung biasanya meminta diantar atau dijemput oleh ojek dari pangkalan di sekitar stasiun. Namun, penumpang berpindah setelah hadirnya Go-Jek.

"Bayangkan saja, kita sudah nungguin lama, apalagi sedang sepi, tiba-tiba ada penumpang datang (keluar dari stasiun), eh tak tahunya pas ditawarin enggak mau," keluh Karto saat ditemui di pangkalan ojek Stasiun Bandung, Jalan Stasiun Barat, Bandung, Jawa Barat, Kamis, (25/6/2015).

Biasanya, kata dia, ojek dan taksi selalu laris manis ketika para penumpang itu turun dari kereta. Namun, para penumpang yang baru turun dari kereta itu rata-rata kini berdiri dan sibuk dengan gadget-nya.

"Kok malah main HP, saya heran awalnya," katanya.

Awalnya, dia berpikir, para penumpang itu sedang menunggu jemputan keluarganya. Namun, akhirnya Go-Jek yang datang.

"Ya, itu kan ada kecemburuan dengan ojek-ojek yang mangkal di sini. Kita sudah lama nunggu, tetapi yang ngambil orang lain (Go-Jek), jadinya kesel," keluhnya.

Karto menyebutkan, banyak ojek yang mangkal di kawasan Stasiun Barat, Stasiun Bandung. Ojek-ojek tersebut mempunyai kartu resmi.

"Ya, ojek-ojek di sini pada punya kartu," kata dia.

Selain itu, sistem penarikannya pun bergantian. Mereka mengantre berbaris menunggu giliran untuk menarik penumpang.

"Jadi, kita ini sistemnya ngantre. Kalau sudah narik, ya sudah dulu, jangan narik penumpang dulu, kasih kesempatan kepada yang belum kebagian narik," kata dia.

Disinggung soal adanya ancaman, pengusiran, bahkan sampai adu jotos, Karto mengaku dia dan tukang ojek setempat lainnya tidak pernah melakukan hal itu.

"Ya, enggaklah, enggak sampai kayak gitu. Kita masih punya pikiran dan hati," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com