Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Tewas di Malaysia, Keluarga Usung Jasad ke Kantor BNP2TKI

Kompas.com - 25/06/2015, 08:37 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Keluarga Joni Tafoe, Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang meninggal di Malaysia, mendatangi kantor Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Kupang, sambil membawa jenazah Joni, Rabu (24/6/2015) kemarin.

Hal itu dilakukan untuk mengecek keberadaan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), yang mengirim Joni ke Malaysia. Joni meninggal pada Kamis (4/6/2015) lalu. Jasadnya lalu diterbangkan dari Malaysia dan tiba di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin.

Juru bicara kekuarga Joni, Edison Manit mengatakan, keluarga Joni mendapat informasi bahwa korban meninggal akibat sakit paru-paru. Namun jenazah Joni baru tiba di Kupang hari ini, akibat proses otopsi di Malaysia.

Joni berasal dari Desa Nautuas, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT. Dia diketahui mengidap penyakit paru-paru sejak bekerja di Malaysia pada tahun 2012 lalu.

“Kita bawa jenazah Joni ke kantor BNP2TKI untuk mengecek keberadaan PJTKI yang memberangkatkan dia ke Malaysia, supaya bisa diketahui persis penyebab Joni meninggal,” kata Edison.

Kepala Seksi Penempatan BNP2TKI Kupang, Jhon Salukh mengatakan, Joni berstatus TKI ilegal. “Soal keabsahan korban selama bekerja di Malaysia, awalnya korban bekerja sebagai TKI melalui jalur resmi selama dua tahun, namun karena masa kontrak habis, korban memperpanjang kontrak sendiri, tanpa melalui prosedur yang sah sehingga dianggap ilegal,” kata Jhon.

Mendengar penjelasan bahwa PJTKI yang mengirim Joni sudah tidak beroperasi lagi, keluarga pun langsung mengantar jenazah lelaki itu kembali ke kampung halamannya untuk dimakamkan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com