Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Kelas II SD Mengaku Dicabuli oleh Teman Sebangku

Kompas.com - 19/06/2015, 14:53 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis


TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Pelajar kelas II Sekolah Dasar Negeri Sukamaju, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, diduga menjadi korban pencabulan teman sebangkunya di sekolah. Peristiwa ini diketahui saat orangtua korban A, DI, mendapati anaknya menderita sakit pada dubur dan kemaluannya.

"Maret 2015, saat akan memakaikan celana, saya tidak sengaja menyentuh kemaluan anak saya. Dia lalu menjerit kesakitan," kata DI saat ditemui di rumahnya, Jumat (19/6/2015).

Menurut dia, keanehan lainnya perilaku anaknya berubah drastis. Dia menjadi pendiam, sensitif, dan tidak mau pergi sekolah.

"Anak saya malah ingin pindah sekolah," katanya.

DI kemudian menanyakan kepada anaknya mengenai apa yang terjadi. Dia pun kaget setelah A mengaku dicabuli oleh teman sebangkunya berinisial A.

"Dia histeris saat menyebut nama si pelaku," tambah dia.

Perbuatan asusila oleh temannya dilakukan sekitar November 2014. Korban baru mengaku kepada orangtuanya pada bulan Maret 2015.

Setelah itu, DI langsung membawa anaknya ke dokter spesialis di Rumah Sakit Dokter Sukardjo Tasikmalaya. Hasil pemeriksaan dokter saat itu, ada infeksi di dubur korban.

"Dokter sampai geleng-geleng kepala setelah memeriksa dubur anak saya. Dia menyarankan saya melapor ke polisi," katanya.

Saat itu, dokter memberi beberapa obat kepada korban. Dengan diantar adiknya, DI melapor ke Polsek Tamansari. Namun, oleh pihak Polsek, dia disarankan melapor ke unit khusus yang lebih berwenang, yakni Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota.

"Di Polres, ditanya-tanya sebentar, lalu saya diantar ke kantor KB (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana)," ujarnya.

DI mengaku hanya menginginkan ada keadilan bagi anaknya. Sampai berita ini diturunkan, pihak keluarga belum mengetahui kelanjutan penyelidikan kasusnya seperti apa.

"Saya kasihan kepada anak saya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com