Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/06/2015, 19:45 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com - Mendidik orang untuk mengedepankan prinsip toleransi atau menghormati pemeluk antar agama bisa dilakukan dengan banyak cara. Namun, ada sebuah cara unik yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dinilai ampuh membangun relasi sosial umat beragama.

“Mereka saya didik dua minggu tinggal di rumah warga yang berbeda agama. Dua minggu living di rumah penduduk,” kata Ganjar di Semarang, Jumat (12/5/2015) petang.

Cara mendidik warga, terutama pemuda dengan tinggal di rumah penduduk berbeda agama untuk bekal modal kepekaan sosial. Cara demikian, dianggap ampuh, karena antara pemilik rumah dengan tamu bisa saling membantu, cair dalam suasana yang alami.

Ganjar sendiri mengaku pernah mendidik orang dalam pola seperti ini. Caranya sederhana, jika orang beragama Islam disuruh tinggal di rumah katolik, yang Katolik tinggal di rumah orang Hindu, atau dengan lainnya.

“Saya bedakan betul soal agamanya. Saya sengaja campur selama dua minggu. Mereka tinggal di luar daerah,” tambahnya.

Menurut Ganjar, ada nuansa internalisasinya yang amat dahsyat. Sebab, umat Islam yang beribadah lima waktu, fisiknya kelihatan terus-menerus dilihat oleh pemilik rumah yang agamanya berbeda.

Pada hari berikutnya, karena sang punya rumah memberi selembar sajadah dan ruang untuk shalat. Sang pemilik rumah juga diantarkan sang tamu beribadah ke gereja. Tamu yang beragama Hindu yang tinggal di rumah Muslim juga protes awalnya karena ada bunga di mana-mana.

Dua minggu, interaksi keduanya tidak dengan ceramah, namun hidup bersama, berdampingan.

“Konsep ini menarik. Karena di hari kedua, ketiga, sudah mulai ngobrol manis. Ketika sudah dua minggu, saat pulang sudah berpelukan, nangis. Ini bentuk alami toleransi, mereka memberi sajadah, mengantar gereja, bahkan sampai sekarang masih surat-suratan memberi kabar,” ungkapnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Jawa Tengah, Ahmadi mengatakan, suasana keberagaman di Jawa Tengah sangat tinggi. Berdasarkan data hasil penelitian dari Litbang Kementerian Agama, keberagaman di Jateng sudah mencapai angka 3,9.

“Sudah masuk yang tertinggi di Indonesia dengan 37 juta penduduk. Indeks pembangunan masyarakatnya terlihat dari keamanan, rasa nyaman dan toleransi,” timpal Ahmadi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com