"Itu karena aspalnya agak melendut sehingga harus kami bongkar. Bukan karena struktur tanahnya bergerak," kata Ari, Rabu (10/6/2015) petang.
Ari mengakui jika titik perbaikan sebelumnya, yakni di Jembatan Penggaron merupakan dampak dari tanah gerak.
"Tapi itu sudah selesai,” ungkap Ari.
Pihaknya juga memastikan proses perbaikan di KM 21 400 tidak akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas, termasuk di masa arus mudik dan balik Lebaran mendatang.
"Kita melihat volume kendaraan yang ada. Kalau pun ada satu lajur yang ditutup untuk perbaikan, itu tidak akan mengganggu. Dan untuk Lebaran mendatang hanya ada kegiatan reguler seperti pembersihan jalan,” ujarnya.
Ditanya soal kerapnya ruas tol yang dirintis pembangunannya di masa pemerintahan Gubernur Jateng Bibit Waluyo ini mengalami masalah infrastruktur, Ari berdalih tidak bisa berbuat banyak. Sebab yang menentukan desainnya adalah pemerintah pusat, sedangkan TMJ hanya mengerjakan sesuai instruksi yang ada.
"Sejak awal kami belum bisa memastikan kondisi tanah yang ada, apakah itu tanah gerak atau tidak. Setelah pembebasan selesai, baru kami lakukan survei dan baru bisa diketahui tanahnya gerak atau tidak,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Jalan tol Sesi I (Banyumanik–Ungaran) dan II (Ungaran–Bawen) untuk kesekian kalinya kembali mengalami kerusakan. Kali ini kerusakan terjadi di sekitar titik KM 21 400. Titik kerusakan tersebut sudah ditutup untuk upaya perbaikan.
Bidang jalan yang rusak mencapai sekitar 12 x 4 meter tidak jauh dari ujung selatan Jembatan Penggaron. Lebih tepatnya di ruas jalan sisi timur atau arah Banyumanik-Ungaran. Pekerjaan perbaikan dilakukan dengan cara membongkar lapisan aspal dan beton sedalam 15–20 cm.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.