Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara "Biker" Sulut Melestarikan Lingkungan Pesisir

Kompas.com - 09/06/2015, 20:11 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MINAHASA SELATAN, KOMPAS.com - Terpanggil untuk melestarikan lingkungan pesisir, para biker yang tergabung dalam beberapa klub motor di Sulawesi Utara ikut serta dalam menanam bibit bakau, pada peringatan Coral Triangle Day (CTI-Day) yang digelar di Desa Arakan, Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Selasa (9/6/2015).

"Kami juga sebenarnya peduli dengan lingkungan, makanya begitu diajak ikut dalam CTI-Day, kami langsung mengiyakan dan meminta anggota kami untuk datang beramai-ramai ke sini," ujar Ketua Honda Street Fire Club Indonesia (HSFCI) Handry Kristian Sihi.

Raungan suara motor mereka yang keras sempat mengangetkan warga Desa Arakan. Namun dengan penampilan yang terlihat garang, ternyata para bikers ini menunjukkan kepedulian mereka terhadap kelestarian lingkungan.

Selain HSFCI, klub motor lainnya yang ikut serta adalah Yamaha Vixion Club Indonesia Manado dan Honda Megapro Club Indonesia Manado.

Segitiga karang

Segitiga karang atau coral triangle adalah sebutan untuk wilayah geografis perairan lebih dari 6.500.000 kilometer persegi, dengan lebih dari 600 spesies terumbu karang dan meliputi 76 persen spesies terumbu karang yang ada di dunia.

Perairan ini meliputi Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste yang kaya akan terumbu karang dan lebih dari 3.000 spesies ikan termasuk lumba-lumba, pari, hiu dan penyu tinggal.

Segitiga Terumbu Karang ini menjadi sumber utama makanan dan pendapatan lebih dari 120 juta penduduk dari keenam negara yang hidup di pesisir.

"Namun demikian keanekaragaman hayati perairan laut itu rentan dari gangguan dan ancaman terutama terhadap ekosistem terumbu karang. Beberapa ancaman penting adalah pembangunan/reklamasi di wilayah pesisir, penangkapan berlebihan, pariwisata yang tidak ramah lingkungan dan perubahan iklim. Ancaman-ancaman tersebut dapat menyebabkan kerusakan parah terhadap ekosistem yang rapuh ini," ujar perwakilan dari Coral Triangle 3, Guillermo Morales yang ikut hadir di Arakan.

Kaya terumbu karang

Sementara itu, Kepala Bidang KKP3K Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara Sri Intan Montol menjelaskan bahwa Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan terumbu karang sangat melimpah, ditambah lagi dengan adanya spesies endemik langka ikan fosil hidup Coelacanth serta sumber daya alam dan pesisir yang sangat potensial.

"Wilayah ini terkenal dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna endemik, hutan hujan tropis, terumbu karang, hutan mangrove yang luas, dan juga beberapa spesies padang lamun, tetapi tidak lepas dari ancaman yang tinggi terhadap kelangsungan terumbu karangnya," ujar Sri.

Kegiatan tahunan

CTI-Day yang digelar setiap tahun bertujuan mengingatkan masyarakat dan stakeholder tentang pentingnya pelestarian terumbu karang. Di Sulawesi Utara perayaan CTI Day sudah dilaksanakan sejak tiga tahun lalu, dan diharapkan menjadi kegiatan tahunan.

Kegiatan CTI Day diharapkan dapat menyatukan individu, kelompok masyarakat, organisasi maupun instansi/lembaga dalam satu hari untuk menyampaikan isu-isu konservasi laut serta melindungi dan melestarikan segitiga karang dunia.

Kegiatan CTI-Day dilakukan di beberapa tempat di sekitar region segitiga karang melalui berbagai aktivitas aksi lingkungan dan kampanye lingkungan segenap penggiat lingkungan, termasuk pemerintah daerah, LSM, sektor wisata, komunitas dan elemen terkait lainnya.

Dipilihnya Desa Arakan menjadi pusat perayaan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya desa ini menjadi lokasi percontohan pelibatan masyarakat terhadap upaya pelestarian terumbu karang, dan Arakan mempunyai ekosistem wilayah pesisir lengkap termasuk mangrove dan lamun. Desa ini juga potensial untuk pengembangan wisata yang masuk kawasan Taman Nasional Bunaken.

Selain penanaman bibit mangrove juga digelar pendidikan konservasi bagi anak-anak, lomba mengambar, permainan yang bertemakan terumbu karang dan laut, serta transpalasi terumbu karang.

"Diharapkan dari kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya lingkungan, serta menjadi sarana membagi pengalaman dan informasi tentang dampak dan pengaruh buruk kebiasaan membuang sampah di pantai dan laut," ujar Sonny Tasidjawa dari LSM Manengkel Silodaritas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com