Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balikpapan: Kota "Minyak" yang Nyaman

Kompas.com - 06/06/2015, 15:00 WIB


Oleh Lukas Adi Prasetya

Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, telah meraih banyak prestasi, dari kota paling layak huni hingga penghargaan lingkungan tingkat ASEAN tahun 2014. Prestasi lainnya, 18 kali Adipura, 3 Adipura Kencana, hingga kota yang paling dicintai di dunia versi voting online.

Mereka yang baru pertama datang ke Balikpapan, dan mengitari ruas jalan protokol, pasti mengetahui alasannya. Bersih dan nyaman. Tentu bukan berarti tanpa sampah jika menyusur sampai ke kampung. Namun, orang pasti sepakat Balikpapan nyaman.

Tahun 2014, Balikpapan dinobatkan sebagai kota paling nyaman dan layak huni di Indonesia berdasarkan survei Indonesia Most Livable City Index yang dilansir Ikatan Ahli Perencana Indonesia. Terdapat 27 indikator yang bisa dipenuhi oleh ”Kota Minyak” ini.

Indikator tersebut, antara lain, ketersediaan dan kualitas fasilitas rekreasi, pendidikan, tingkat kriminalitas, dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Tahun 2014 juga, Balikpapan meraih Adipura Kencana untuk ketiga kalinya, setelah tahun 1996 dan tahun 2013.

Adipura Kencana jelas menunjukkan ”level” kebersihan yang konsisten dijaga Balikpapan. Masih pada tahun yang sama, 2014, Balikpapan menyabet 3rd ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award 2014. Balikpapan sukses mengungguli 15 kota lain se-Asia Tenggara.

Beberapa kota tersebut adalah Bandar Seri Begawan (Brunei), Phnom Penh (Kamboja), Luang Prabang (Laos), Yangon (Myanmar), Melaka (Malaysia), San Carlos dan Davao City (Filipina), serta North West District (Singapura). ESC Award diberikan karena Balikpapan dianggap berhasil menata lingkungan kota secara berkelanjutan dan mengupayakan clean land, clean water, dan clean air.

Paling dicintai

Menapak tahun 2015, Balikpapan mendapat satu lagi predikat, yakni kota yang paling dicintai di dunia. Penghargaan dalam program We Love Cities oleh World Wildlife Fund Global itu memang ”hanya” pengumpulan suara secara online. Namun, Balikpapan menggusur Paris, Perancis. Balikpapan meraih 11.000-an suara, sedangkan Paris di posisi kedua dengan 7.000-an suara.

Tiga kota di Indonesia, yakni Balikpapan, Jakarta, dan Semarang, awalnya terpilih sebagai salah satu dari tiga kota di Indonesia peserta Earth Hour City Challenge (EHCC) 2015. Ini untuk melihat respons warga akan kotanya sendiri, terutama dari aspek lingkungan dan energi.

Menyoal ketersediaan ruang terbuka hijau, Balikpapan sangat beruntung karena memiliki dua kawasan konservasi, yakni Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) seluas hampir 10.000 hektar. Satu lagi, Hutan Lindung Sungai Manggar (HLSM) yang luasnya hampir 5.000 hektar.

Gabungan kedua hutan tersebut sudah mencapai sepertiga luas Balikpapan. Belum ditambah Kebun Raya Balikpapan (KRB) seluas 309,2 hektar, juga Mangrove Center Balikpapan seluas 150-an hektar yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi sejak 2010. Masih ditambah lagi hutan kota nan asri di kawasan Pertamina.

Alam sudah membuat Balikpapan berada pada kondisi yang cukup nyaman. Bukan hanya itu saja yang membuat Balikpapan menyabet banyak prestasi, melainkan karena Pemkot Balikpapan gigih menerapkan sejumlah kebijakan seperti melarang masuknya aktivitas pertambangan.

Di balik sekian Adipura dan tiga Adipura Kencana, 250 penyapu jalan dan 450 pengangkut sampah berjibaku setiap hari berkeliling menyusuri jalan protokol hingga perkampungan. Mereka ”melenyapkan” sampah 367 ton tiap hari agar warga tidak mengendus bau sampah.

Warga diwajibkan tertib membuang sampah pada tempatnya dan dibatasi pukul 18.00-06.00 Wita. Pada beberapa sudut jalan bisa dijumpai palang bertuliskan ”Sesuai Perda 10 Tahun 2004, bagi warga yang membuang sampah sembarangan dikenai sanksi pidana kurungan selama-lamanya 3 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 5 juta”.

Tertib

Elvin Junaidi, Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Balikpapan mengatakan, dalam sebulan, 50-an orang terjaring operasi. Mereka membuang sampah di luar jam yang ditentukan karena beberapa alasan, seperti sekalian mengantar anak atau kelupaan.

”Untuk sanksi, memang belum ada yang didenda hingga Rp 5 juta. Seingat saya, denda terendah yang pernah diputuskan dalam sidang Rp 25.000, sedangkan denda tertinggi Rp 400.000. Karena cukup sering razia, perlahan-lahan, warga ya terbiasa tertib,” kata Elvin.

Warga pendatang yang lantas menetap di Balikpapan merasakan kenyamanan kota tersebut. Lusia Neti, warga Perumahan Taman Sari Bukit Mutiara, yang sudah 10 tahun tinggal di Balikpapan, bahkan menyebut Balikpapan sebagai kota paling tertib dan nyaman.

”Tidak khawatir meninggalkan mobil di parkiran atau di tepi jalan. Juga ketika meninggalkan rumah. Meski demikian, tetap jangan lupa, rumah dan kendaraan dikunci. Jika terpaksa berkendara larut malam, rasanya aman, bahkan untuk urusan mengambil uang di ATM,” ujar Lusia.

Para orangtua yang memiliki anak balita juga nyaman karena Balikpapan punya beberapa taman. Rabu (3/6) sore, Indah (36) membawa Raziq (9 bulan), anaknya, bersantai di Taman Melawai II. Menyusuri trek joging lalu duduk di gazebo kayu yang bersih tanpa sampah.

Taman Melawai 2 ini berdampingan dengan Taman 3 Generasi, dan jalur trekking-nya pun menyambung. Kawasan ini menjadi tempat favorit warga untuk bersantai dan berolahraga atau hanya sekadar mampir. Pepohonan dan tanaman-tanaman dalam kondisi cukup terawat.

Ruang publik berupa taman seperti inilah yang diharapkan warga. Tak heran jika begitu ada waktu, Indah mengendarai sendiri motor dari rumahnya di daerah Batakan, sembari menggendong Raziq. ”Sekitar 14 km pulang-pergi, demi sore hari di taman,” ujar Indah.

Keinginan warga menikmati asrinya bakau primer bisa terpuaskan di Mangrove Center Balikpapan. Pemkot Balikpapan menegaskan komitmennya untuk menjaga lingkungan meskipun membuka diri terhadap industri. Bukan hal mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Kenyamanan yang sudah ada tentu juga diinginkan generasi mendatang.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Juni 2015, di halaman 22 dengan judul "Kota ”Minyak” yang Nyaman".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com