Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Proyek Trem Surabaya Baru Tahap Studi Kelayakan

Kompas.com - 03/06/2015, 20:15 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com - Rencana pembangunan kereta api trem di Surabaya tahun ini memasuki penyelesaian studi kelayakan. Kemenhub memastikan, tahun depan baru akan dimulai pembangunan infrastrukturnya.

Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengatakan, sambil menunggu penyelesaian studi kelayakan, pihaknya mengaku sudah melakukan lelang pekerjaan infrastruktur level kecil. 

"Baru tahun depan lelang pekerjaan infrastruktur level besar akan dilakukan," katanya usai mengisi Seminar Internasional Akuntasi yang di gelar Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Rabu (3/6/2015). 

Alumnus Unair ini tidak ingat berapa nilai dana APBN yang digelontorkan untuk megaproyek trem Surabaya itu. Yang jelas, lanjutnya, trem Surabaya akan dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero.

"Saya tidak ingat nilainya, pokoknya triliunan rupiah," ujarnya.

Jalur KA trem direncanakan membentang sepanjang sekitar 17 kilometer, dari selatan ke utara Surabaya. Dari sisi selatan, dimulai dari Wonokromo-Kebun Binatang Surabaya -Jalan Pandegiling-Embong Malang-Kedungdoro-Pasar Blauran-Pasar Turi. Sementara dari sisi utara, dari Jalan Indrapura, memutar ke arah Jalan Rajawali-Jembatan Merah-Tugu Pahlawan-Jalan Tunjungan-Jalan Panglima Sudirman dan kembali lagi menuju Wonokromo.

Trem memiliki 29 titik pemberhentian dengan jarak tiap halte antara 1,5 hingga 2 kilometer. Satu rangkaian trem berisi dua gerbong dengan kemampuan muat sebanyak 200 orang, berbahan bakar teknologi baterei dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam. Jalur trem akan diintegrasikan dengan Stasiun Wonokromo di selatan dan Stasiun Pasar Turi di utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com