Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, karena saat kejadian sekolah tengah libur. Namun, akibat peristiwa ini, siswa kelas V terpaksa menjalankan ujian bersama siswa kelas II, Rabu (3/6/2015) hari ini.
Salah satu siswa kelas V SDN Buganging Kendal, Teguh, mengaku harus berdesakan ketika mengerjakan soal ujian kenaikan kelas. Namun dia mengaku tetap bisa berkosentrasi mengerjakan soal–soal tersebut.
“Sempit, karena satu ruang digunakan untuk dua kelas. Tapi saya tidak merasa terganggu saat mengerjakan soal-soal,” kata Teguh.
Teguh berharap, kelasnya bisa segera diperbaiki, sehingga dia belajar dengan aman dan nyaman.
Terkait dengan hal itu, Kepala SDN Bugangin Kendal, Jumirah, mengaku kalau usia ruang kelas V yang roboh sudah sekitar 20 tahun. Selama itu, ruang kelas V hanya pernah diperbaiki dindingnya. Akibat, ruang kelas V tidak bisa dipakai, maka siswa kelas V dijadikan satu dengan siswa kelas II. Caranya, dengan memberi batas di ruangan tersebut.
“Kalau kayu atapnya belum pernah diganti. Pihak sekolah sudah pernah mengajukan perbaikan, namun belum terealisasi. Mungkin masih dalam proses. Kami berharap, pembangunannya segera dilaksanakan,” kata Jumirah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Muryono, mengakui kalau SDN Bugangin Kendal sudah mengajukan permintaan untuk direhabilitasi atau pun direvitalisasi. Pada tahun 2015 ini, tambah Muryono, sudah dianggarkan untuk mendapat bantuan dana alokasi khusus (DAK).
“Bahkan untuk tahun ini, juga akan diajukan revitalisasi dengan biaya sebesar Rp 1,3 miliar,” ujar dia.