Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Santri Tolak Rencana Pemilihan Rois Aam NU dengan Cara Mufakat

Kompas.com - 02/06/2015, 21:47 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Rencana pemilihan Rois Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) pada Muktamar NU ke-33 mendatang dengan cara musyawarah mufakat atau Ahlul Halli Wal 'Aqdi mendapat kecaman kalangan santri NU.

Para santri itu meragukan legitimasi Rois Aam PBNU nanti jika dipilih secara mufakat. "Baik Rois Aam maupun ketua tanfidz harus dipilih secara langsung, karena harus mewakili aspirasi semua struktur NU dari cabang hingga wilayah," kata Koordinator Aliansi Santri untuk Muktamar Bersih (Asumsi), M Yunus Zainal, Selasa (2/6/2015).

Pemilihan pemimpin secara langsung, kata dia, adalah penguatan institusi organisasi secara utuh. "Jika SC muktamar memaksakan pemilihan mufakat, perlu diragukan legitimasinya, karena semua unsur dan struktur NU berkehendak semua ketua dipilih secara langsung," tambah Zainal.

Dia tidak menampik, banyak tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan dalam muktamar NU di Jombang nanti. Zainal menilai, wacana pemilihan mufakat Rois Aam adalah salah satu bentuk intervensi pihak luar terhdap organisasi umat Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Sementara itu, sejumlah nama disebut-sebut bakal bersaing menduduki jabatan ketua umum dan Rois Aam PBNU. Untuk posisi Rois Aam, kandidat terkuat adalah KH Mustofa Bisri dan KH Hasyim Muzadi, mantan ketum PBNU. Sementara untuk posisi ketua umum PBNU diperebutkan KH Said Agil Siraj dengan KH Solahuddin Wahid (Gus Solah).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com