Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajang "Istana Bogor Open" Sepi Pengunjung gara-gara Jokowi

Kompas.com - 02/06/2015, 17:42 WIB
Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Agenda tahunan Istana Untuk Rakyat (Istura) 2015 atau lebih dikenal dengan sebutan "Istana Bogor Open" yang diselenggarakan Pemerintah Kota Bogor untuk memperingati Hari Jadi Bogor telah digelar pada Senin (1/6/2015).

Namun, ajang itu tak sesemarak tahun-tahun sebelumnya. Padahal, dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, jumlah pengunjung "Istana Bogor Open" bisa jauh melebihi target.

Pada 2014 saja, jumlah pengunjung yang mendaftar bisa mencapai 20.000 orang pada hari pertama. Sementara itu, jumlah pengunjung pada tahun ini hanya 5.400 orang pada hari pertama. Jumlah tersebut sangat kecil, bahkan tak sampai separuh dari yang ditargetkan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor, total pengunjung ajang Istura tahun ini tercatat 13.285 orang, sementara tahun sebelumnya 40.000 orang.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, jumlah pengunjung menurun karena warga tidak diperkenankan masuk ke dalam Istana. Pengunjung hanya diperbolehkan mengelilingi Istana dari luar dan mengunjungi Museum Kepresidenan Balai Kirti.

Aturan baru tersebut diberlakukan sejak Presiden Joko Widodo sering menggunakan Istana Bogor untuk keperluan tugasnya sebagai kepala negara, menyambut tamu-tamu penting, sampai menggelar sejumlah rapat dan pertemuan. Bahkan, Presiden Jokowi pun menempati ruangan yang dulu digunakan oleh Presiden Soekarno.

"Memang agenda Istana Untuk Rakyat (Istura) kali ini terasa berbeda. Ada beberapa lokasi yang tidak memungkinkan pengunjung untuk masuk ke dalam Istana karena digunakan untuk aktivitas Presiden. Oleh karena itu, masyarakat hanya diperkenankan untuk mengelilingi Istana dari luar dan mengunjungi Museum Balai Kirti," ucap Bima, Selasa (2/6/2015).

Orang nomor satu di Kota Bogor itu berharap agar perhelatan Istura tahun depan bisa memberikan kesan lebih baik dibanding tahun ini. Ia menginginkan agar Museum Kepresidenan Balai Kirti yang teletak di dalam wilayah Istana Bogor bisa dibuka untuk umum.

"Saya inginnya Museum Balai Kirti bisa diakses untuk masyarakat umum, jangan hanya pada saat agenda 'Istana Bogor Open' saja. Sayang kan, sudah dibuat, tetapi masyarakat tidak bisa melihatnya. Hal ini juga memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat soal tokoh-tokoh presiden Indonesia, dan nilai kultur tetap terjaga," katanya.

Pada masa mendatang, lanjut Bima, Pemerintah Kota Bogor berkeinginan membuat konsep untuk menyatukan Istana Bogor dengan lingkungan dan masyarakat. Sebab, pada hakikatnya, keberadaan Istana Bogor bukan saja milik masyarakat Bogor. Simbol negara ini sudah menjadi milik seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.

"Pada dasarnya, konsep ini untuk lebih mengenal tentang Istana Bogor itu sendiri karena ada banyak nilai historis dan budaya yang unik di dalamnya. Contohnya, di beberapa negara, aktivitas seorang kepala negara di istananya bisa dilihat langsung oleh warganya, walaupun hanya dari jauh. Ini bisa menjadi contoh bahwa Indonesia pun bisa seperti itu," kata Bima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com