Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rayakan Waisak, Umat Buddha Gelar Kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur

Kompas.com - 02/06/2015, 17:21 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Ratusan umat Buddha melakukan prosesi kirab dari Candi Mendut, melintasi Candi Pawon, menuju Candi Agung Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (2/6/2015) siang. Prosesi ini merupakan bagian rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2559 BE.

Dalam prosesi itu, umat Buddha berjalan kaki sekitar tiga kilometer mengiringi mobil pembawa Api Dharma dan Air Suci yang sebelumnya telah  disemayamkan di Candi Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Selain Api Dharma dan Air Suci, terlihat barisan marching band, umat yang membawa bendera merah putih, bendera Buddha, pataka-pataka para Majelis, dan bunga sedap malam. Diikuti iring-iringan sarana puja bakti berupa buah-buahan dan hasil bumi.

Iring-iringan itu diikuti kendaraaan hias yang membawa relik Sang Buddha serta beberapa Bhiksu dan Bhiksuni yang memercikkan Air Berkah kepada ratusan masyarakat yang berjubel menyaksikan kirab itu.

Di belakang kendaraan hias itu berbaris pada muda-mudi Buddha yang mengenakan pakaian tradisional dari seluruh daerah di Indonesia, bahkan beberapa di antara mereka mengenakan kostum tokoh Kera Sakti, Bhiksu Tong Sam Chong, dan murid-muridnya.

Tak ayal, prosesi ini menyedot perhatian ribuan masyarakat umum. Sejak Selasa siang, mereka sudah berjejal memadati jalur kirab Api Dharma dan Api Suci dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.

Bagi umat Buddha, prosesi ini merupakan salah satu cara untuk menghormat kepada Sang Buddha, yang juga merupakan bagian yang wajib dilakukan pada setiap upacara besar agama Buddha. Umat Buddha melakukan prosesi ini dengan hikmat, mensucikan hati dan pikiran untuk menerima berkah Waisak.

"Prosesi ini wujud pernghormatan kepada Sang Buddha. Seperti sampai saat ini kita sering melakukan tradisi Pradaksina atau mengelilingi candi, sebagai tradisi penghormatan kepada tempat menyimpan relief Buddha," tutur Ketua Dewan Sangha Walubi, Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira.

Sementara itu, salah seorang warga, Umi Hajiroh, mengaku sengaja menyempatkan diri untuk melihat kirab yang digelar setahun sekali itu. Umi mengajak serta kedua anak-anaknya. "Ini kegiatan yang hanya setahun sekali jadi sayang kalau dilewatkan. Kirabnya unik dan bagus," ucap warga Mungkid, Magelang, itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com