Kekhawatiran P2TP2A, hilangnya Angeline bukan karena diculik atau melarikan diri, tapi justru dibunuh. Hal ini dinyatakan oleh pendamping hukum P2TP2A, Siti Sapurah tanpa mencurigai siapa pun termasuk ibu angkatnya.
"Kalau anak itu hilang sekitar rumah, tidak di luar rumah jauh. Kalau diambil oleh seseorang, berarti tetangga mengetahui. Indikasi ini sangat minim. Apakah anak ini dihilangkan, dikubur atau dibunuh itu ada dugaannya. Saat polisi melakukan pemeriksaan, ibunya tidak koperatif. Kami ke Kantor Polsek ingin mengetahui perkembangannya," kata Siti Sapurah, Denpasar, Bali, Senin (1/6/2015).
Selanjutnya, P2TP2A akan memberikan rekomendasi kepada kepolisian agar ibu angkat Angeline diperiksa dan rumahnya disterilkan untuk dilakukan pemeriksaan mendetail.
"Saat pemeriksaan polisi ada ruang yang tidak terbuka. Dan tidak ada akses orang umum yang masuk ke dalam kecuali orang terdekatnya dia. Apalagi mantan pembantu ibunya mengatakan bahwa satu hari sebelum dilaporkan hilang, hidup Angeline berdarah karena habis dipukul ibunya," kata dia.
P2TP2A adalah perpanjangan tangan Pemerintah Kota Denpasar yang menangani perempuan dan anak. Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra melalui P2TP2A akan terus mengawal kasus ini dan memberikan dukungan kepada kepolisian untuk segera menemukan Angeline.
Setelah berkunjung ke Kantor Polsek Denpasar Timur, tim dari P2TP2A mengunjungi rumah ibu angkat Angeline (Tely Margareta) tapi tidak diterima dengan baik. Mereka malah diusir keluar.