Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2015, 05:47 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

BANYUMAS, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara resmi memulai operasional pabrik semen di Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jumat (29/5/2015). Pabrik Semen yang beroperasi tersebut diberi nama Semen Bima, yang dikelola pihak swasta oleh PT Bintang Mitra Sejahtera (Bima).

Dalam sambutannya, Ganjar mengaku kebutuhan semen di Jawa Tengah masing sangat kurang. Padahal kebutuhan semen penting untuk menunjang pembangunan sejumlah infrastruktur, baik jalan, jembatan maupun irigasi.

Ganjar bersyukur, jika di wilayah Jawa Tengah bagian selatan sudah ada pabrik swasta yang berhasil mengolah semen dengan memanfaatkan teknologi dan lingkungan. Namun, ia menantang agar pengelolaannya bisa mengedepankan prinsip ramah lingkungan atau go green.

“Semoga pembangunan Semen Bima ini menjadi contoh go green. Di beberapa tempat di sini nantinya bisa hijau, ada reklamasi. Ada contoh penambangan bagus, pengelolaan pabriknya bagus,” ucap Ganjar pada pengelola semen.

Permintaan itu didasarkan atas kebingungan masyarakat soal pro-kontra pembangunan pabrik semen. Masih banyak masyarakat, terutama di wilayah Jawa Tengah bagian utara yang menolak keberadaan semen, meski sebagian besar menerima manfaatnya.

“Saya ingin tunjukkan bahwa pabrik semen itu manfaat, bukan mudarat. Itu bisa terjadi dengan go green tadi, ada contohnya,” ucapnya.

Selain mengoperasikan pabrik semen, Ganjar juga melakukan ground breaking pabrik semen ini tahap dua. Terkait hal itu, Ganjar menekankan agar perusahaan bisa merangkul warga sekitar, juga memperhatikan alam sekitar.

Sementara itu, Komisaris PT Bima Urip Timuryono mengatakan, pembangunan pabrik semen merupakan investasi yang padat modal dan memerlukan teknologi tinggi. Pabrik semen juga mempunyai pengaruh besar pada masyarakat dan lingkungan.

“Saya selaku pemilik dan regulator akan memperhatikan lingkungan,” ucap Urip yang juga menjabat Ketua Asosiasi Semen Indonesia itu.

Penanamaan Semen Bima juga sengaja diambil dari nama tokoh pewayangan yang populer di Jawa Tengah. Pengelola berharap Semen Bima bisa merakyat dengan warga Jawa Tengah.

“Dengan operasinal pabrik ini, semoga nanti produksinya bisa memenuhi semen di Indonesia (Jateng), serta mendukung proyek jalan alternatif, dan proyek infrastruktur. Kami akan menyediakan semen dengan penuh tanggung jawab,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com