Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM dan Universitas Trisakti, "Lahan Basah" Para Joki

Kompas.com - 29/05/2015, 15:00 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com — Beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta terkenal di Indonesia menjadi sasaran para joki ujian masuk fakultas kedokteran. Namun, ada dua perguruan tinggi favorit yang menjadi "lahan basah" para joki dan peminat pengguna jasa joki, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta dan Universitas Trisaksi di Jakarta.

"Pengguna jasa joki banyak beroperasi di beberapa perguruan tinggi (PT) terkenal di Indonesia. Namun, dari data kami, joki banyak digunakan di dua PT, yakni UGM dan Trisakti," ujar Kasatreskrim Polres Malang AKP Wahyu Hidayat saat gelar kasus di Mapolres Malang, Jumat (29/5/2015).

Menurut Wahyu, lima pelaku yang berhasil ditangkap mayoritas adalah alumnus dua perguruan tinggi tersebut (UGM dan Trisakti). Pelaku tergolong orang yang cerdas dan pintar.

"Lima pelaku itu sudah 9 tahun bekerja sebagai koordinator joki," ujarnya.

Lima pelaku tersebut antara lain Herwanto alias Anton, Raufiq Asyari alias Rafa alias Nova, Heronimus Cenaga alias Roni alias Densus, Mustolih alias Alex, dan Fajar alias Begeng. Mereka ditangkap di Yogyakarta dan Jakarta.

Saat penangkapan dilakukan terhadap Herwanto alias Anton dan Heronimus Cenaga alias Roni alias Densusdi di dua hotel berbeda di Yogyakarta, keduanya sedang asyik melakukan sosialisasi cara mengoperasikan alat elektronik yang akan digunakan saat mengikuti tes masuk Fakultas Kedokteran di UGM.

"Awalnya, kami mengamankan 38 orang, seluruhnya akan operasi mengikuti tes masuk kedokteran di UGM. Namun, setelah pemeriksaan dilakukan secara maraton, hanya ada dua yang terbukti menjadi tersangka," katanya.

Biaya yang dibayarkan calon mahasiswa baru kepada para joki tergolong sangat tinggi.

"Per calon mahasiswa harus membayar uang senilai Rp 150 juta hingga Rp 300 juta per supaya bisa lulus. Uang DP senilai Rp 6 juta," katanya.

Kerja para joki tersebut tergolong profesional karena ada banyak divisi yang menanganinya, antara lain empat orang di divisi perlengkapan, satu orang di divisi rekrutmen, dua orang di divisi operator, sedangkan informasi pelaku di divisi master masih dikembangkan.

"Joki yang beroperasi di Universitas Trisakti masih kami kembangkan dan (masuk) DPO," kata Wahyu.

Adapun koordinator para joki tersebut berpusat di Yogyakarta. Koordinator joki tersebut sudah tergolong kaya raya.

"Kelimanya sudah kaya, mobilnya mayoritas dua unit, punya kos-kosan tiga sampai empat di Yogyakarta. Bahkan ada yang sudah punya dua istri," ungkap Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com