Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hentikan Lumpur Lapindo, Jokowi Diminta Segera Terapkan Teori Bernoulli

Kompas.com - 29/05/2015, 10:17 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo diminta segera menerapkan konsep teori Bendungan Bernoulli dalam menghentikan luapan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Semakin lama lumpur menyembur dinilai akan semakin dekat dengan potensi penurunan tanah secara ekstrem.

"Kita tidak tahu kapan penurunan tanah ekstrem dan seberapa luasnya, tapi itu dipastikan akan terjadi," kata dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jaya Laksana, Kamis (28/5/2015) malam.

Pemilik hak paten teori Bendungan Bernoulli itu yakin bahwa Presiden Jokowi memiliki sikap yang sangat bijak dalam menyelesaikan segala permasalahan sosial di masyarakat.

"Saya sudah kirimkan surat tentang teori Bernoulli kepada Presiden Jokowi dan pihak-pihak terkait," ungkapnya.

Jaya percaya, hanya teori Bernoulli yang mampu menghentikan lumpur panas yang menyembur sejak 2006 itu. Teori tersebut, kata dia, sudah diuji oleh para pakar dan ahli, serta sudah dipresentasikan di Kementerian Pekerjaan Umum. 

Cara kerja teori Bernoulli dinilai Jaya mampu meminimalisasi potensi subsiden karena bendungan yang dibangun akan kembali mengalirkan lumpur ke dalam tanah, dan menutup rongga tanah yang kosong.

Dengan membuat bendungan melebihi total head (ketinggian maksimal) semburan yang dibuat melingkari pusat semburan, maka semburan dapat dikendalikan dan dihentikan saat itu juga.

Catatan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), volume semburan pada enam tahun terakhir, masih pada kisaran 30.000-60.000 meter kubik per hari. Volume tersebut turun karena pada dua tahun pertama sejak 2006 sempat mencapai 100.000 meter kubik per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com