Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kasus Sopir Taksi Jadi Kurir, Polisi Duga Penumpang Pesawat Lolos Bawa Sabu

Kompas.com - 29/05/2015, 01:55 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Polisi mengendus dugaan adanya penumpang bisa membawa sabu masuk ke pesawat. Dugaan ini muncul setelah Direktorat Reserse Narkoba (Ditreskoba) Kepolisian Daerah Kalimantan Timur menangkap seorang sopir taksi membawa 1 kilogram sabu di Samarinda, Rabu (27/5/2015) lalu.

Sang sopir, Leo Susanto (33), mengaku sudah tiga kali mengirim paket sabu dari Balikpapan ke Samarinda, dengan rentang satu kali dalam satu minggu. Leo mengaku pada polisi, sabu itu diperoleh dari penumpang yang dijemputnya di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan.

“Sopir menjemput penumpang di bandara, lalu orang itu meminta barang itu dibawa ke tujuan. Penumpang pesawat tadi biasanya langsung kembali hari itu (dengan pesawat),” kata Kepala Subdit II Ditreskoba Ajun Komisaris Besar Marudut Liberty Panjaitan, Kamis (28/5/2015).

Berawal dari kabar di antara warga tentang praktik sopir taksi antarkota yang juga merangkap pengantar narkotika, polisi mendalami informasi ini. Polisi juga sempat menetapkan nama-nama sopir yang dicurigai.

Belakangan polisi fokus pada Leo. Pria yang tinggal di Jalan Mulawarman, Balikpapan ini selalu mengawali aksi dari menjemput penumpang di SAMS Sepinggan lantas ke Samarinda. Setelah mempelajari modus Leo, polisi memutuskan membuntutinya sejak keluar dari bandara pada 27 Mei 2015 kemarin. Leo menuju Samarinda saat itu.

Setibanya di depan Gang Pondok Asri di AW Syahrani di Samarinda, Leo digerebek polisi. Polisi tidak kesulitan menemukan sabu. Leo meletakkan tas berisi sabu dan uang di kursi penumpang di samping sopir. Seketika itu, ia langsung ditahan bersama satu bungkus plastik berisi 1 kg sabu, dua telepon genggam, mobil taksi Kalung Mas KT 1373 KU dengan nomor lambung 210, hingga ATM.

Leo tak menutupi aksinya. Ia mengaku telah tiga kali mengirim sabu dari Balikpapan ke Samarinda. Pertama, Leo membawa setengah kilogram di 13 Mei 2015. Kedua, setengah kilogram pada 20 Mei 2015.

Leo gagal di pengiriman ketiga pada 27 Mei 2015 lalu. “Setiap kali mengirim diberi Rp 2 juta,” kata Leo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com