Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka "Mejuah-juah" Kehidupan Baru...

Kompas.com - 28/05/2015, 18:10 WIB

KOMPAS - Warga Desa Bekerah, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Busti Sitepu (67), pun menengadahkan kedua tangannya saat pendoa mulai membacakan doa sesuai ajaran Islam. Ia menundukkan kepala dan memejamkan mata.

Busti terlihat khusyuk mendengarkan dan mengamini setiap doa yang disampaikan ustaz. Dalam tenang, keluarlah air matanya. Hampir semua orang datang dalam penyerahan rumah relokasi kepada 103 keluarga pengungsi erupsi Gunung Sinabung dari Desa Bekerah di kawasan Siosar, Kecamatan Merek, Karo, beberapa waktu lalu. Doa menjadi penanda akhir acara, tetapi menjadi awal kisah baru bagi kehidupan warga pengungsi Sinabung.

Kehidupan baru itu menyimpan suka dan duka. Busti tahu betul perasaan itu. Ia menceritakannya setelah acara itu usai. Baginya, penyerahan rumah relokasi kepada sejumlah pengungsi erupsi Sinabung, termasuk dirinya, menjadi kisah suka.

Penyerahan rumah relokasi itu membuat pengungsi bisa menetap permanen. Pengungsi akhirnya bisa mengakhiri penderitaan hidup terlunta-lunta dari satu posko pengungsian atau rumah sewa ke posko atau rumah sewa lain. "Apalagi kami telah hidup terlunta-lunta hampir dua tahun atau pasca desa hancur dihantam erupsi Sinabung," ujar bapak tiga anak dan kakek sembilan cucu itu.

Warga Bekerah lainnya, Johanes Ginting (70), mengatakan, penyerahan rumah relokasi itu membuat dirinya dan pengungsi lain bisa berkumpul atau berdekatan dengan keluarganya lagi. "Kami bisa mengakhiri hidup terpisah-pisah," ujarnya.

Umumnya keluarga di sekitar Gunung Sinabung tinggal bersama dalam satu rumah besar atau hidup berdekatan antara satu rumah dan rumah lain. "Namun, keluarga di sekitar Sinabung harus hidup terpisah-pisah selama lebih kurang dua tahun setelah desa hancur dihantam erupsi," kata bapak empat anak itu.

Sejumlah keluarga segera menempati rumah baru mereka. Rumah relokasi berukuran 6 meter x 6 meter itu sudah dialiri listrik dan air bersih. Setiap rumah memiliki 1 kamar tidur, 1 ruang keluarga, dan toilet yang terbuat dari beton.

Kembali belajar

Namun, di balik sukacita itu, sejumlah warga pengungsi mengungkapkan tetap ada rasa duka yang dirasakan. Mereka harus memulai hidup baru di tempat yang benar-benar baru dan jauh dari desa lamanya. Kawasan relokasi Siosar merupakan hutan yang baru dibuka khusus untuk dijadikan permukiman bagi pengungsi Sinabung.

Tokoh masyarakat Bekerah, Peringeten Sitepu (68), mengatakan, kondisi lingkungan kawasan relokasi Siosar berbeda jauh dibandingkan dengan kawasan sekitar Sinabung. Contohnya, tanah di kawasan relokasi Siosar lebih tandus, merah, dan lebih keras dibandingkan dengan tanah di sekitar Sinabung yang subur, coklat gelap, dan gembur.

Peringeten melanjutkan, pola kehidupan adat masyarakat pun pasti berubah. Kini rumah besar atau rumah adat untuk keluarga besar tinggal bersama tidak ada lagi. Rumah pun jaraknya berjauhan. "Kami harus belajar dan beradaptasi dari nol lagi dengan lingkungan di sini, terutama cara mengolah tanah di sini," ujar pria yang menjadi petani itu.

Terlepas dari semua itu, Peringeten menuturkan, pengungsi Sinabung bersyukur sudah direlokasi. Saat ini, warga berharap pemerintah tetap memperhatikan kesinambungan hidup mereka di kawasan relokasi.

Setidaknya, mereka berharap pemerintah segera menyediakan sejumlah fasilitas penunjang. Apalagi kawasan relokasi Siosar masih terpencil. Jarak kawasan relokasi di Siosar dengan desa terdampak aktivitas Sinabung sekitar 60 kilometer. Jarak dengan ibu kota Karo, Kabanjahe, sekitar 30 kilometer.

Namun, sebagian jalan menuju kawasan Siosar masih berupa pasir batu nan berdebu saat kemarau dan licin saat hujan. Di sisi lain, kawasan relokasi Siosar belum memiliki fasilitas penunjang lain, seperti bangunan sekolah, tempat kesehatan, dan rumah ibadah. Kawasan itu juga belum memiliki areal pertanian.

Menurut Peringeten, fasilitas penunjang itu penting agar kehidupan warga normal. Apalagi, di antara mereka banyak anak-anak yang masih sekolah dan kelompok lanjut usia yang sering sakit. "Areal pertanian harus segera disediakan. Mayoritas pengungsi adalah petani," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com