Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakso Goreng Tak Higienis Diproduksi hingga 80 Kg Per Hari

Kompas.com - 28/05/2015, 09:12 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Pabrik rumahan bakso goreng (basreng) di Pasar Induk Gedebage sudah beroperasi selama 13 tahun. Sebelumnya, pabrik ini memproduksi bakso sapi. Namun, karena fluktuasi harga daging sapi tidak bisa diprediksi, pabrik tersebut banting setir ke bakso ikan atau basreng.

“Harga ikan lebih stabil, jadi beberapa tahun ini kami beralih ke bahan basreng,” ujar salah satu pekerja, Yanti, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Dalam sehari, sambung Yanti, biasanya produksi bakso ikan sebanyak 80 kg. Namun, saat musim marema, seperti sehabis Lebaran, produksi bisa mencapai 2 kuintal bakso.

Bakso-bakso tersebut dipasarkan ke tiga pasar yakni Pasar Induk Gedebage, Pasar Ujungberung, dan Pasar Ciwastra. Selain itu, pihaknya mengantarkan pesanan ke beberapa sentra produksi makanan olahan dari bakso, seperti sentra makanan olahan kripik bakso di Cileunyi, Kabupaten Bandung.

“Ada pula yang datang ke sini untuk membeli langsung,” ujarnya.

Yanti menawarkan bakso ikan dalam dua harga. Untuk bakso berukuran sedang ia jual seharga Rp 450 per bakso, sedangkan ukuran sedang ia jual seharga Rp 550 per bakso. Di pasaran sendiri, harga bakso bisa menjadi Rp 500-Rp 700 per buah. Namun, jika sudah diolah, harga satu bakso bisa mencapai Rp 1.000 per buah.

“Lebih menguntungkan kalau diolah dulu baru dijual. Seperti pembuatan kripik bakso, untungnya bisa gede. Tapi memang buatnya susah, terutama saat menjemur. Kalau menjemurnya terlalu kering, bisa jadi kerupuk, kalau masih basah, kripiknya enggak enak,” imbuhnya.

Biasanya, sambung Yanti, baik dirinya maupun sang kakak yang merupakan pemilik pabrik tersebut kerap menyarankan para pelanggannya untuk berbisnis kripik bakso. Selain keuntungannya lebih besar, daya tahan bakso lebih lama, dan tentunya lebih menguntungkan bagi perusahaannya karena jumlah pembelian lebih besar dan berkesinambungan.

“Kalau dibiarkan begitu saja, daya tahan bakso hanya satu bulan. Tapi jika di dalam kulkas, terutama freezer atau digoreng, bakso bisa tahan berbulan-bulan,” ucapnya.

Ia enggan menyampaikan berapa omzet yang diperolehnya. Namun, ia mengumpamakan, sang paman yang menggeluti bisnis ini dalam beberapa tahun bisa sukses dan memiliki kafe di wilayah elite Kota Bandung, Parijs van Java (PVJ).

Yanti mengakui, proses pembuatan basreng ini kurang steril karena berdekatan dengan tempat pembuangan sampah sementara (TPS), adonan bakso kerap dikerumuni lalat. Namun, ia meyakinkan, bakso yang dihasilkan tidak berbahaya karena sampai sekarang tidak ada konsumen yang mengeluh sakit ataupun keracunan makanan.

Basreng merupakan jajanan favorit di Bandung. Di setiap perumahan, sekolah, maupun kantin biasanya ada yang menjual basreng. Bahkan, beberapa merek ternama jajanan khas Bandung memproduksi basreng.

Basreng merupakan makanan olahan berbahan dasar bakso ikan. Setelah digoreng, basreng ditaburi bumbu cabek, garam, maupun keju, atau tetap orisinal (tanpa bumbu) untuk kemudian dikemas dan siap dipasarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com