"Aktivitas pendakian masih ditutup untuk saat ini," ucap Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) TNGM, Tri Atmojo, Selasa (26/5/2015).
Tri menuturkan, saat ini pihaknya terus berupaya mencari solusi agar kejadian beberapa waktu lalu di puncak gunung termuda dan teraktif di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta itu tidak terulang kembali, termasuk menemukan formula baru agar para pendaki hanya sampai Pasar Bubrah dan tidak ke puncak.
"Masih mencari formula. Kita berkoordinasi dengan BPPTKG, SAR, dan Barameru," ujarnya.
Terkait pengawasan, lanjutnya, TNGM berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk memanfaatkan kamera pemantuan yang ada di Merapi.
"Saya sudah berbicara dengan Pak Subandriyo. Jadi, untuk pengawasan nanti, akan dilihat dari kamera pantuan Merapi BPPTKG," katanya.
Selain itu, edukasi dan peringatan bagi pendaki, imbuhnya, akan dimulai dari base camp. Juga akan diperbanyak papan peringatan di atas.
"Dari base camp pendaki akan diberi edukasi dan informasi larangan-larangannya. Di atas, juga akan diperbanyak papan peringatan," ucapnya.
Menurut dia, batas penutupan aktivitas pendakian Gunung Merapi sebenarnya sampai 31 Mei. Namun, kemungkinan besar akan diperpanjang. Sebab, saat ini TNGM juga sedang menggodok regulasi bagi pendaki yang akan naik ke Gunung Merapi.
"Formula masih kita bahas. Sekaligus kita siapkan dulu regulasi pendaki Gunung Merapi. Ya seperti SIM-lah," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.