Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolektor Ini Siap Bawa 386 Jenis Batu Akik NTT untuk Lomba di Singapura

Kompas.com - 25/05/2015, 05:31 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Desa Nian, Kecamatan Miomafo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), menyimpan 386 jenis batu akik yang disebut sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. Hal itu disampaikan Jonga Saragih (44), kolektor batu akik asal Kefamenanu, TTU.

Menurut pria Batak yang sudah 15 tahun tinggal di Kabupaten TTU ini, potensi batu akik di TTU sangat menjanjikan. Hal itu membuat Jonga akan membawa semua jenis batu itu untuk dipamerkan di Jakarta pada Juli 2015 mendatang.

“Saya ini pencinta batu akik sejak awal tahun 1990. Saya sudah keliling Indonesia, bahkan sampai India dan China untuk mencari batu akik. Tapi, bagi saya, batu akik asli Desa Nian, Kecamatan Miomafo Tengah, TTU, ini punya kualitas terbaik di Indonesia," kata Jonga ketika ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (24/5/2015).

Jonga mengaku sudah menyimpan lebih dari 1.000 batu akik berbagai jenis, lengkap dengan cincinnya. Dia mengatakan, dari 386 jenis batu akik asli Nian yang disimpannya saat ini, baik itu berupa bongkahan maupun yang sudah diolah jadi, terdapat sejumlah nama batu akik yang menjadi tren saat ini.

Beberapa di antaranya serat nanas, kuda laut, kelepek daun, panca warna, mani gajah, ikan lumba-lumba, yin dan yang, sarang tawon, pandan kristal, kecubung air, giok timor, bacan timor, sulaiman, solar, junjung drajat, tapak jalak, dan safir.

Menurut Jonga Saragih, banyak bongkahan batu akik asal Nian itu yang dalam beberapa tahun terakhir dibawa keluar ke sejumlah daerah dan kota-kota besar di Indonesia dengan harga jual yang sangat murah. Hal itu tentu tidak sebanding dengan kualitas batu akik Nian yang sangat tinggi.

Karena itu, Jonga kemudian merangkul beberapa orang pemuda asal Kefamenanu. Dia pun membeli sebuah mesin pemotong dan pemoles batu akik seharga Rp 19 juta, serta membentuk wadah yang dinamakan “Rawa Bening Timore”.

Hasil pengolahan batu akik mulai dari bongkahan yang telah diproduksinya dengan baik dan benar itu kini telah disimpan di rumahnya. Malahan, Jonga berencana akan mengikuti kontes batu akik internasional di Singapura dan Malaysia pada Oktober 2015 mendatang dengan membawa 10.000 batu akik.

Selama ini, kata Jonga Saragih, pencinta batu akik hanya mengenal pancawarna dan bacan. Menurut dia, hal itu disebabkan sudah dipromotori oleh orang-orang berpengaruh dan sudah disertifikasi oleh Badan Geologi.

“Kalau batu akik asal Nian ini sudah mendapat sertifikasi dari Badan Geologi dan disponsori oleh orang orang besar dan berpengaruh, maka saya berani bertarung dan katakan bahwa batu akik asal Nian akan kalahkan pancawarna dan bacan, serta safir,” kata Jonga Saragih.

Dengan keunggulan batu akik yang dimiliki ini, Jonga Saragih berharap Pemerintah Kabupaten TTU bisa proaktif memberdayakan masyarakat. Hal itu, misalnya, dengan membentuk wadah khusus batu akik sehingga tingkat perekonomian warga bisa meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com