Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlomba Mengirim Sarjana ke Pedalaman

Kompas.com - 23/05/2015, 15:30 WIB

KOMPAS
- Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi ketertinggalan mutu pendidikan, terutama di daerah terisolasi dan daerah pedalaman. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengirim sarjana-sarjana terbaik untuk menjadi guru di daerah terpencil dan pedalaman.

Sejumlah instansi melakukan kegiatan ini dengan nama yang berbeda. Kementerian Pemuda dan Olahraga, misalnya, menyelenggarakan program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP-3). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Sarjana Mengajar di Daerah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Adapun gerakan Indonesia Mengajar yang dimotori Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina pada 2010, mulai menerjunkan sarjana-sarjana terbaik untuk menjadi pengajar muda yang diterjunkan ke daerah terpencil.

Indonesia Mengajar merupakan salah satu program yang dilakukan lembaga nonpemerintah dan menyeleksi ketat pesertanya sebelum diterjunkan ke daerah. Peserta, misalnya, harus memiliki indeks prestasi kumulatif di atas 3,0 dan berusia di bawah 27 tahun.

Dari 1.383 pendaftar tahap pertama, hanya terpilih 51 orang. Mereka diterjunkan ke daerah terpencil selama setahun dan mendapat uang saku Rp 3,2 juta hingga Rp 4,8 juta per bulan, tergantung kondisi daerah yang didatangi.

Adapun SM3T khusus untuk sarjana-sarjana pendidikan yang baru lulus dan mereka ditempatkan di empat daerah terdepan, yaitu Aceh, Sulawesi Utara, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Setelah bertugas selama setahun, mereka berhak mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) sehingga menjadi guru bersertifikat.

Pada 2011, jumlah peserta mencapai 2.479 orang. Tahun 2012, 2.666 peserta; dan 2013, 2.804 peserta.

Adapun PSP-3 merupakan program yang menempatkan sarjana dari berbagai disiplin ilmu selama dua tahun ke sejumlah daerah. Program ini menjadi unggulan Kementerian Pemuda dan Olahraga. (THY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com