Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdakwa Kasus "Tatakan Gelas" Divonis Bebas, Pelapor Meraung-raung

Kompas.com - 22/05/2015, 15:00 WIB
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Kasus tatakan gelas yang berujung di meja hijau berakhir dramatis. Terdakwa Sarniti (50), pedagang kopi di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung, langsung sujud syukur seusai hakim menjatuhkan putusan.

Tak lama kemudian, pelapor Marlis Tanjung, yang juga pedagang kopi di Pasar Pasir Gintung, menangis meraung-raung di depan gedung Pengadilan Negeri (PN) Tanjungkarang lantaran kecewa dengan vonis hakim.

Pemandangan itu terjadi di ruang sidang Tirta di PN Tanjungkarang, Kamis (21/5/2015) kemarin. "Mengadili, menyatakan terdakwa tidak terbukti bersalah dan membebaskannya dari dakwaan primer," kata Hakim Sutadji.

Meski dinyatakan tidak terbukti mencuri tatakan gelas, hakim menyatakan Sarniti terbukti bersalah melakukan penghinaan ringan terhadap Marlis. Dalam dakwaan subsider ini Sarniti didakwa dengan Pasal 315 KUHP tentang penghinaan ringan.

Hakim pun menjatuhkan vonis selama tujuh hari penjara dengan masa percobaan 15 hari. Dengan putusan ini, Sarniti tidak harus menjalani hukuman penjara. "Dengan kata lain, jika terdakwa kembali melakukan tindak pidana akan langsung dipenjara selama tujuh hari," kata Sutadji.

Usai ketukan palu hakim, nenek lima lima cucu ini langsung melakukan sujud syukur. Ia menangis di pelukan kuasa hukumnya sambil berjalan keluar. Sarniti masih berurai air mata saat menghampiri sang suami yang sudah menunggu di luar ruang sidang.

Di sisi lain, putusan ini langsung diprotes oleh Marlis. Marlis tidak terima dengan putusan hakim yang hanya menghukum Sarniti selama tujuh hari penjara, dengan masa percobaan 15 hari. "Saya tidak terima, Pak Hakim," kata dia.

Marlis mengaku sempat menjalani hukuman penjara selama enam hari dalam perkara penganiayaan yang dilaporkan Sarniti pada 2014 lalu. Hakim Sutadji sempat mengingatkan Marlis bahwa jika merasa tidak puas, dia bisa melakukan upaya hukum melalui penyidik. "Apa yang saya lakukan, supaya ibu-ibu (Sarniti dan Marlis) ini bisa tetap berjualan," kata Sutadji.

Marlis yang merasa kecewa atas vonis tersebut, akhirnya menangis di halaman parkir PN Tanjungkarang. Ia bahkan meraung-raung dan bahkan sempat pingsan. (Baca: Cekcok gara-gara Piring, Wanita Ini Dipenjara)

Diketahui, konflik antara dua pedagang kopi di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung ini dipicu persoalan sepele, yakni tatakan gelas. Awalnya, Sarniti berniat mengambil tatakan gelas kopi yang dipesan oleh karyawan gudang buah-buahan di sekitar pasar. Namun, Sarniti khilaf. Ia mengambil tatakan gelas milik Marlis, yang juga pedagang kopi.

Marlis ternyata tak terima. Pedagang yang mempunyai lapak tak jauh dari tempat jualan Sarniti ini, memarahi Sarniti. Keduanya pun terlibat cekcok dan berakhir dengan perusakan gerobak Sarniti.

Sarniti yang merasa dirugikan melapor ke polisi. Marlis akhirnya divonis penjara selama satu bulan, dan harus harus mendekam di balik jeruji besi.

Setelah bebas, Marlis melapor balik atas tuduhan pencurian tatakan gelas dan penghinaan ringan. Kasus ini juga bergulir ke meja hijau dan Sarniti dinyatakan bersalah melakukan penghinaan ringan.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com