Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Warga Bandungan Tertipu Biro Umrah

Kompas.com - 21/05/2015, 19:28 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Kasus penipuan berkedok umrah terjadi di Kabupaten Semarang. Belasan warga Bandungan, Kabupaten Semarang, tertipu biro umrah JA Tour yang beralamat di Gedanganak, Ungaran.

Mereka rata-rata sudah menyetor Rp 12,5 juta dengan janji akan diberangkatkan pada April 2015 lalu. Namun hingga saat ini para calon jemaah tidak diberangkatkan. Kepalang malu, beberapa jemaah mendaftar lagi ke biro umrah lainnya.

“Bapak ibu kami sudah setor Rp 25 juta untuk berangkat umrah April 2015. Tapi sampai saat ini tidak jadi diberangkatkan. Saat kami tanyakan pada pemilik biro umrah, ternyata tidak ada di kantornya. Hanya ada karyawannya saja yang mengaku tidak tahu menahu soal itu,” kata Nurohim (40), warga Bandungan, Kabupaten Semarang, Kamis (21/5/2015).

Meski sudah dirugikan, para korban enggan melaporkan kasus itu ke pihak kepolisian. Mereka berharap pihak biro masih punya itikad baik untuk menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan.

"Entah nanti, sementara belum dulu," imbuh Nurohim.

Sementara itu, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Semarang Subadi menjelaskan, pihaknya tidak bisa mengintervensi langsung ke biro-biro perjalanan umrah. Kemenag hanya mengurusi masalah haji. Kendati demikian, Kemenag tetap melakukan pengawasan dan pantauan.

"Kita sudah mengeluarkan surat edaran agar pelaksana biro perjalanan umrah melapor keberadaannya ke Kemenag. Termasuk semua kegiaatannya, berapa yang diberangkatkan. Kita sifatnya hanya bisa memantau dan mengawasi saja, ketika nanti ada persoalan kita akan turun tangan,” kata Subadi.

Pihaknya mengimbau masyarakat agar mewaspadai modus penipuan pemberangkatan umrah. Guna mengantisipasasi penipuan berkedok umrah, Kemenag tengah berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag Jateng dan Bupati Semarang.

"Kami imbau agar masyarakat lebih berhati-hati memilih biro umrah agar tidak menjadi korban penipuan,” tutur Subadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com