Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dayak Selalu "Curi Perhatian" di Tangan Pelukis Balikpapan Ini

Kompas.com - 19/05/2015, 09:38 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Lukisan wajah lelaki paruh baya sambil menyungging senyum dalam kanvas ukuran 145x180 sentimeter menjadi salah satu karya yang mencuri perhatian penikmat lukis, saat dipajang di sebuah pameran di Gedung Bank Mandiri di Jakarta, sepekan terakhir.

Daya tarik karya berjudul ‘Potensi’ ini bukan hanya karena gurat yang dalam di dahi, seputar mata, pipi, juga leher yang begitu nyata pada objek lukisan. Karya Cadio Tarompo, perupa beraliran realis dari Balikpapan Kalimantan Timur, ini menonjol justru karena detil pori-pori di sekujur wajah objek lukisan, hingga manik-manik pada topi khas Dayak Kenyah yang dikenakannya.

Detil itu membuat lukisan terbilang mendekati kenyataannya. “Manik-manik dan pori-porinya sudah tidak terhitung. Pori-pori yang saya bikin saja bisa jutaan jumlahnya,” kata Cadio Tarompo, saat ditemui di Galeri Art Lipan di Balikpapan.

Detil dari ‘Potensi’ menjadikan lukisan ini sebagai salah satu dari 10 karya favorit di penghargaan Mandiri Art Award 2015 dan dipamerkan sepekan belakangan ini. Ajang ini diikuti 1.013 perupa Indonesia dengan 1.075 lukisannya.

‘Potensi’ memang bukan jawara, namun detilnya tetap mencuri perhatian sehingga jadi salah satu unggulan para juri. “Sampai dijuluki ‘pelukis nakal’,” ucap Marty, istri dari Cadio Tarompo. Disebut ‘pelukis nakal’ lantaran karya dirasa mampu membangkitkan rasa penasaran lantas mengundang orang ingin memilikinya. 

Membuat lukisan yang memerlukan detil yang rumit seperti ‘Potensi’ harus melalui liku-liku mood dan perjuangan. Lukisan dibikinnya dari perpaduan cat minyak, akrilik, cat air, persil, dan ballpoint (pen) selama satu tahun, dari Oktober 2013 ke Oktober 2014.

Kerumitan makin membelit lantaran penambahan lukisan-lukisan kecil dengan gambar yang sama pada kanvas. “Sempat nyaris putus asa karena kerumitan pori-pori yang harus dibuat,” kata Cadio.

Alhasil, kata Cadio, lukisan ini selesai. Dan konsep di balik terciptanya ‘Potensi’ turut mendukung lukisan ini bersaing dengan yang lain. “(Konsepnya) Potensi Dayak yang besar harus terus dikembangkan bagi negeri ini, salah satunya potensi wisata,” kata dia.

Cadio adalah satu dari 30-an perupa aktif di Kaltim saat ini. Pria kelahiran Bone Juli 1971 ini dikenal suka menunjukkan eksotika Dayak di banyak lukisannya.

Selain ‘Potensi’ ada juga yang berjudul "Di Atas Panggung Manuntung" yang dibuatnya pada 2006. Lukisan ini memperlihatkan pasangan muda Suku Dayak yang sedang menonton gelaran kesenian.

Kemudian ‘Referensi Pelestarian’ yang dikoleksi PT Pupuk Kaltim pada 2012. Lukisan berjudul Adaptasi di 2003, yang mencoba menggambarkan betapa kebablasannya asimilasi budaya lokal Kalimantan dengan modernisasi.

Selain itu, ada Menatap Masa, 2006, yang menjadi koleksi Pemkot Balikpapan. Pelukis otodidak ini mulai ikut pameran sejak 1993. Cadio mencatat perjalanan panjang sebelum menembus jajaran pelukis nasional.

Cadio menjadi finalis di Jakarta Art Award di 2008. Kemudian, ia menjadi finalis Indonesia Art Award di 2010, UOB Buana Painting of The Year 2011, dan Mandiri Art Award 2015. Dalam perjalannya, ia mulai sering mengikuti pameran mulai di Malaysia, Singapura, Hongkong, Vietnam dan Cina.

“Ribuan lukisan (pernah dibuatnya). Sebagian besar bicara potensi budaya (terkait Dayak) yang ada di Kalimantan ini,” kata Cadio.

Suami Istri Pelukis
Marty, istri dari Cadio, pun pelukis. Pesona Dayak juga menjangkiti batin Marty. Salah satunya dituangkan di lukisan berjudul Pesona#9. Lagi-lagi seraut wajah gadis Dayak Kenyah yang tengah tersenyum manis. Senyum manis sang gadis Dayak ini dipulas dengan gaya surealis.

“Masih banyak orang tanya Kalimantan itu hutan ya, maka banyak yang merasa ngeri kemari. Saya tonjolkan (wajah gadis Dayak) untuk menunjukkan bahwa Kalimantan itu dihuni orang asli yang ramah,” kata Marty.

Marty yang menekuni lukis sejak 10 tahun terakhir, rupanya tengah menanjak naik. Pesona#9 masuk nominasi Pameran Seni Rupa Nusantara 2015 “ART – CHIPELAGO” yang akan digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta pada 25 Mei mendatang.

Sekitar 527 karya seni dari 385 perupa di 25 provinsi ikut kompetisi itu. Sejumlah 97 karya dari 13 perupa menjadi finalis, termasuk Pesona#9. Marty berharap, lukisannya makin mengenalkan Kalimantan beserta budayanya di berbagai belahan di negeri ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com