"Jarene Mei. Mei iku akeh. Taon ngarep ono Mei. Mei kapan? (Katanya Mei. Mei itu banyak. Kapan?)," kata dia sambil berteriak, sementara warga lain berusaha menenangkannya.
Berulang kali Sunarti mengungkit janji-janji pelunasan dari PT Minarak Lapindo Jaya dan pemerintah pusat. Bagi Sunarti, janji-janji itu membuat dirinya tak kuat menahan beban hidup.
"Pak Jokowi, aku wes gak kuat maneh (Pak Jokowi, saya sudah tak kuat lagi)," kata Sunarti.
Para warga yang masuk peta area terdampak (PAT) ini mengaku terus dibohongi. Di berbagai media massa, pemerintah pusat selalu mengatakan, Mei 2015 adalah batas pelunasan. Namun hingga pertengahan Mei, tanda-tanda pelunasan itu belum terlihat.
Anggota Pansus Lumpur DPRD Sidoarjo, Maksum Zubair, juga hadir dalam aksi itu. Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak karena pemerintah pusat belum sepakat dengan pihak Lapindo.
"Masalahnya ada di keduanya. Kami di sini tidak bisa berbuat banyak," ujarnya.
Menurut informasi yang masuk ke Pansus Lumpur DPRD Sidoarjo, pencairan ini molor karena tidak ada titik temu antara pemerintah dan pihak Lapindo. Pemerintah meminta jaminan aset Lapindo sebagai syarat pencairan dana talangan ganti rugi sebesar Rp 781 miliar. (Miftah Faridl)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.